Kemenag Kirim 500 Dai
Ke Wilayah 3T Selama Ramadhan
JAKARTA-Kementerian Agama (Kemenag) mengirim 500 dai atau penceramah ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) sebagai upaya meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia.
“Mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan kepada umat di wilayah 3T,” ujar Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki di Jakarta, Rabu.
Wamenag mengatakan para dai/penceramah akan bertugas sebulan ke depan atau selama bulan suci Ramadhan.
Para dai tersebut akan memperkuat gagasan Islam wasathiyah kepada masyarakat, sekaligus memberikan wawasan kebangsaan.
“Mereka yang telah dilatih oleh Kemenag menyebarkan konten moderat. Memiliki paham wawasan kebangsaan dan wasathiyah,” kata Wamenag.
Menurutnya, ada tiga tugas pokok yang akan dijalankan para dai selama bertugas di wilayah 3T. Pertama, memberi kesadaran bahwa Indonesia adalah negara yang beranekaragam suku, budaya, agama, hingga bahasa.
“Hal yang sudah dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa, Allah Subhanahu Wa Ta’ala (SWT), harus diberikan penyadaran seperti itu pada seluruh lapisan masyarakat,” kata Wamenag.
Kedua, mampu menjaga nilai-nilai harmoni di tengah-tengah masyarakat yang berbeda tersebut. Ketiga, para dai ini akan menjadi duta-duta moderasi beragama bagi seluruh lapisan masyarakat di pelosok wilayah 3T.
“Ya ini adalah ikhtiar kita untuk selalu menjaga Islam wasathiyah yang selalu kita ingin sebarkan, terutama di wilayah 3T yang ada di Republik ini,” kata Wamenag Saiful Rahmat Dasuki.
Sementara itu Direktur Jendral Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag Kamaruddin Amin mengatakan pengiriman dai ke wilayah 3T ini sebagai implementasi dari 14 pakta integritas yang ditandatangani saat Rapat Kerja Nasional (Rakernas).
Para dai ini, kata dia, akan menghidupkan tempatnya mengabdi sebagai Kampung Moderasi Beragama. Tempat yang akan merawat dan memperkuat persaudaraan manusia di tengah perbedaan.
“Moderasi beragama tidak boleh dinarasikan saja, tapi dihidupkan dan dijalankan. Jadi Bimas Islam tidak hanya menarasikan moderasi beragama tapi langsung mempraktikkannya,” kata Kamaruddin Amin. (ant)