Apresiasi Festival Cap Go Meh Sri: Keberagaman Kota Jambi Kekuatan Utama Dalam Pembangunan

CAP GO MEH: Pj Walikota Jambi memberikan sambutan pada acara festival Cap Go Meh. --

Sebelumnya, perwakilan komunitas Tionghoa Jambi Rudy Zhang didampingi tokoh Tionghoa Jambi lainnya, Darman Wijaya, Eisen Gaw, Hendro, Robin Lie dan Didi Bongsu.

dalam sambutannya menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Kota Jambi atas fasilitasi kegiatan tersebut. Dia juga berharap kegiatan tersebut dapat menjadi momentum menjadikan Kota Jambi sebagai kota dengan toleransi tertinggi yang menghargai perbedaan dan keberagaman.

"Dengan toleransi menghargai keberagaman kita bisa bersama-sama membangun Kota Jambi menjadi sebuah kota yang terbaik, yang kita targetkan menjadi kota dengan tingkat toleransi yang tertinggi, dan ini adalah wujud persembahan yang diberikan oleh ibu Pj Wali Kota Jambi kepada kami. Semoga persembahan dari ibu Pj beserta jajaran Pemerintah Kota Jambi kepada kami masyarakat Kota Jambi khususnya warga Tionghoa dapat kita nikmati bersama dan membawa kebahagiaan untuk kita semua," ujarnya.

Rangkaian puncak festival Cap Go Meh Kota Jambi ditutup dengan selebrasi kembang api yang menjulang tinggi dan memancarkan keindahan cahaya dengan beragam kilauan penuh warna. Perpaduan warna-warni kembang api yang menawan dilangit kawasan Pasar Jambi yang juga dikenal dengan kawasan Pecinan itu diharapkan menggambarkan banyaknya keragaman yang menciptakan sebuah keharmonisan.

Sebagaimana diketahui, Pemkot Jambi menempatkan Kota Jambi sebagai rumah bagi keragaman etnis, diantaranya dengan memfasilitasi berbagai festival seni, budaya suku dan agama. 

Festival Cap Go Meh, yang difasilitasi Pemerintah Kota Jambi itu merupakan satu dari banyak festival budaya yang telah diselenggarakan setiap tahunnya di "Tanah Piih" ini, disamping Carnaval Angsoduo yang juga sukses digelar Pemkot Jambi sebagai bentuk apresiasi atas keberagaman budaya Kota Jambi yang harmoni.

Untuk diketahui, Perayaan Cap Go Meh yang berisi tampilan seni budaya itu melambangkan hari ke-15 dan hari terakhir dari masa perayaan Tahun Baru Imlek bagi komunitas Tionghoa di seluruh dunia. Istilah ini berasal dari dialek Hokkien dan secara harfiah berarti hari kelima belas dari bulan pertama (Cap = Sepuluh, Go = Lima, Meh = Malam). Perayaan Cap Go Meh juga digelar sebagai momentum untuk merenung, merefleksikan diri sekaligus memperkokoh tali persaudaraan serta toleransi antar umat. (*)

Tag
Share