Rajut Noken Sendiri, Berkeliling Timika

MERAJUT NOKEN: Perempuan Kamoro merajut noken demi cita-cita Noken hasil rajutan mama-mama Papua di Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah --

Sementara anak keduanya saat ini sedang menempuh pendidikan SMP dan tinggal di asrama. Mengingat kondisi ekonomi yang terbatas, maka anak keduanya harus masuk asrama agar lebih fokus dengan pendidikannya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, suami Mama Maria bekerja di kebun. Hasil kebun itu, selain untuk memenuhi kebutuhan hidup juga dijual untuk ditabung dan digunakan untuk keperluan sekolah anak-anak, termasuk hasil jualan noken.

Saat ini Mama dan suaminya hanya mengutamakan pendidikan dan masa depan anak-anak. Dengan demikian, apa yang mereka kerjakan sehari-hari, semata-mata untuk membantu mewujudkan cita-cita anak-anak mereka.

Noken hasil rajutan dan hasil kebun, seperti umbi-umbian, sayur-sayuran, buah-buahan, dan sagu dijual oleh Mama Maria yang sudah berusia 66 tahun ini di Pasar Lama Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah.

Selain melalui usaha, Mama Maria dan suami mengaku selalu berdoa kepada Tuhan agar senantiasa berikan kekuatan dan kesehatan sehingga terus bisa membersamai anak-anaknya meraih cita-cita.

Hidup itu tentang perjuangan dan harapan. Untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka yang harus dilakukan adalah berjuang mengejarnya.

Dalam sehari Mama Maria dapat memperoleh pendapatan dari menjual noken sebesar Rp500.000. Ada kalanya berjualan noken sepi pembeli dan tidak mendapatkan uang sama sekali. Dia bersyukur karena setiap bulan dirinya dan suami mampu secara rutin mengirim uang untuk anak-anaknya untuk memenuhi kebutuhan sekolah dan kebutuhan pribadi.

Tugas seorang perempuan adalah merawat anak, mendidik, mendoakan keluarga, dan menopang perjuangan suami dalam menjalani kehidupan.

Bagi Mama Maria. tugas itu merawat anak-anak adalah upaya adar si anak mengenal Tuhan dan mengasihi sesama.

Perempuan Masa Kini

Di ujung telepon terdengar suara seorang perempuan bernama Mathea Mamoyau, seorang tokoh perempuan Papua, asal Kabupaten Mimika, Provinsi Papua Tengah, memberikan apresiasi yang tinggi bagi seluruh perempuan di Indonesia, terkhusus bagi anak-anak serta mama-mama Papua, yang luar biasa dalam memainkan peran, sesuai bidangnya masing-masing.

Bagi dia, kodrat perempuan yakni haid, melahirkan, dan menyusui, ini merupakan suatu kekhususan yang luar biasa yang dianugerahkan pencipta bagi sosok yang disebut perempuan.

Menjadi perempuan bukan pilihan, tetapi merupakan anugerah dari sang pencipta. Perempuan merupakan sosok yang kuat dan tangguh, sehingga disebut sebagai penolong bagi laki-laki.

Kita dapat melihat peran itu, yakni saat ini sudah banyak perempuan yang berkecimpung pada bidang-bidang strategis yang tidak berbeda dengan kaum laki-laki.

Perempuan masa kini merupakan generasi modern yang menjadi penerus dari perjuangan perempuan zaman dulu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan