Berdamai Dengan Keadaan, Menjelma Jadi Si Raja Tarkam

CAtlet bulu tangkis Indonesia Agrippina Prima Rahmanto Putra saat ditemui awak media di Jakarta, Selasa (2/4/2024). --

Dengan kondisi yang mengharuskannya vakum selama lima tahun, secara otomatis membuat Agri melewatkan masa prime-nya sebagai atlet karena kini telah menginjak 33 tahun dan dapat kembali berkompetisi dalam turnamen resmi BWF saat sudah berada di usia 35 tahun.

"Dampaknya (hukuman) itu mengubur cita-cita yang dari kecil saya bangun, mengubur cita-cita keluarga saya yang secara kebetulan saya kan keluarga dari bulu tangkis, papa pelatih bulu tangkis, mama bekas mantan pemain nasional juga," kata Agri.

Berdamai Dengan Keadaan

Seusai dijatuhi sanksi, Agri mengungkapkan perlu waktu yang cukup lama untuk berdamai dengan keadaan. Namun, kini ia lebih tenang menghadapi kondisi karir yang harus dilaluinya selama masa dalam hukuman ini.

Kini ia mencoba berubah 180 derajat dari masa lalu. Dengan penampilan rambut gimbal khas rastaman, Agri menjelma sebagai "Si Raja Tarkam". Sejumlah turnamen antar-kampung atau tarkam telah dimenangkan oleh Agri.

Selain aktif mengikuti sejumlah turnamen lokal, Agri juga aktif bergelut di dunia bulu tangkis dengan menyelenggarakan coaching clinic atau juga membagikan momen-momen seputar bulu tangkis di laman media sosialnya.

Agri mengatakan ke depannya akan tetap berkecimpung di dunia bulu tangkis karena begitu cinta dengan olahraga yang telah menghidupinya dari kecil tersebut. Namun, ia mengungkapkan kecil kemungkinan untuk dapat kembali bermain di turnamen kalender BWF pada masa yang akan datang.

"Kalau ke BWF kayaknya udah mulai agak sakit hati saya. Mungkin saya akan masih berkarir di bulu tangkis karena saya cintanya dengan bulu tangkis, dari keluarga bulu tangkis dan dari kecil dihidupin dari bulu tangkis ke depannya saya bakal tetap latihan dan bermain bulu tangkis," ujar Agri.

Selain itu, Agri berharap lika-likunya selama menjalani karir di bulu tangkis dengan menerima hukuman yang tengah dijalaninya kini dijadikan nyanyian bisu, karena kasus tersebut telah lama berlangsung dan tiba-tiba kembali mencuat di tahun 2024.

"Saya berangkat itu ditawarin tahun 2017 setelah itu keluar kasusnya tahun 2020 apa 2021 gitu dan sekarang di blow up lagi di tahun 2024, saya tidak mengerti juga kenapa ya" ujar Agri.

Agri berpesan kepada atlet-atlet bulu tangkis Indonesia agar tidak pernah tergiur dengan pengaturan skor dan terus mengejar prestasi selagi aktif sebagai pemain profesional.

"Pesannya untuk atlet-atlet muda kalau kalian masih ingin mencari prestasi jangan pernah tergiur dengan pengaturan skor. Karena kalau kalian sudah berprestasi kalian bukan lagi mencari uang, tapi uang yang akan mencari kalian," ujar Agri. (ant)

Tag
Share