Praktik Sasi oleh Perempuan Raja Ampat yang Lebih dari Menjaga Laut
JAGA LAUT: Kelompok perempuan Waifuna dari Kampung Kapatcol, Distrik Misool Barat, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya, Senin (25/3/2024). --
Menurut Almina, tradisi sasi sudah seharusnya tidak hanya melibatkan para ibu yang semakin hari semakin menua, tetapi juga anak-anak muda Kapatcol. Mereka harus bergabung mengelola sasi yang manfaatnya telah dirasakan langsung oleh warga Kapatcol.
Di antara anggota Waifuna yang didominasi ibu berusia 30 tahun ke atas, sosok Yolanda Kacili menjadi harapan dari warga Kapatcol terkait masa depan kelompok perempuan pengelola sasi laut.
Perempuan berusia 23 tahun yang juga merupakan cucu Almina itu, nyatanya memiliki mimpi yang sama, menjaga nyala nyawa Waifuna dalam mengelola sasi laut agar keindahan biota laut di Raja Ampat itu dapat dilihat pula oleh generasi mendatang.
Ketertarikan Yolanda pada dunia sasi, Waifuna, dan menyelam telah muncul sejak tahun 2010 atau pada kali pertama ia menyelam didampingi sang ayah. Di saat usianya baru menginjak sembilan tahun itu, Yolanda mengaku kagum dengan keadaan di bawah laut yang dipenuhi dengan keindahan-keindahan biota laut. Sejak saat itu, Yolanda jatuh cinta pada dunia menyelam dan sasi. Tradisi melindungi laut itu dinilainya sebagai aktivitas yang keren.
Keterampilan menyelam yang dimiliki Yolanda tidak didapatkan dari pelatihan khusus. Kampung Kapatcol yang juga menyatu dengan perairan Raja Ampat itu seolah menjadi berkah yang membuat anak-anak di Kapatcol leluasa beraktivitas di laut, mulai dari berenang hingga menyelam menemui terumbu-terumbu karang pemikat pandangan. Aktivitas seperti itu pula yang membuat Yolanda mampu menyelam hingga kedalaman 19 meter.
Tahun terus berjalan hingga pada 2021, Kelompok Waifuna mengajak Yolanda untuk bergabung bersama mereka. Dengan senang hati bersama mimpi besar yang dimilikinya terkait masa depan Waifuna, Yolanda menerima ajakan tersebut.
Ke depannya, ibu satu anak itu berharap praktik sasi di Kapatcol dapat terus hidup karena selain memberikan manfaat yang nyata bagi warga, menurut Yolanda, sasi laut juga menjadi sarana perekat persaudaraan. Ia berpandangan bahwa tali persaudaraan di antara warga Kapatcol akan semakin erat karena mereka saling menurunkan ego untuk memastikan hasil sasi diberikan kepada warga yang paling membutuhkan.
Perlahan, saat ini Yolanda mulai membawa mimpi besarnya itu menjadi semakin nyata dengan mengajak perempuan-perempuan muda di Kapatcol ikut serta mengelola sasi. Dia meyakini keterlibatan generasi muda akan mampu membawa tradisi sasi laut terus hidup sehingga keindahan dan kekayaan laut abadi dan tak menghilang ditelan abai manusia.(ant)