Tanjabbar Kekurangan Padi
--
Petani Alih Fungsi ke Komoditi Sawit
KUALATUNGKAL-Di KabupatenTanjung Jabung Barat, hampir setiap tahun, para petani hanya mampu menghasilkan padi 25.000 ton, sedangkan kebutuhan padi di Tanjab Barat 28.000 ton.
Karena itu, Kabupaten Tanjung Jabung Barat selalu mengalami kekurangan padi. Artinya Tanjung Jabung Barat kekurangan sekitar 3.000 ton. Untuk menutupi kekurangan itu, dibantu dari luar kabupaten,program pemerintah seperti PKH dan di back up Bulog.
Banyak penyebab petani mengalami penurunan dari sisi pendapatan, salah satunya petani beralih fungsi yang tadinya ladang sawah menjadi komoditi sawit.
Menurut petani, sawit lebih menjanjikan dibandingkan menanam padi, yang hanya panen satu tahun dua kali, sedangkan kelapa sawit satu bulan dua kali panen.
Bahkan jika dibiarkan terus menerus, warga Kuala Tungkal tidak bisa mendapatkan padi lokal yang sebenarnya kebutuhan pokok.
Penghasil padi terbesar di Kabupaten Tanjab Barat berada di tiga kecamatan yakni Kecamatan Pengabuan, Kecamatan Senyerang dan Kecamatan Batang Asam.
Kepala Dinas Ketahananan Pangan Tanjung Jabung Barat, Yan Ery, menyampaikan, untuk menjawab persoalan itu tentunya harus melakukan pemantauan terhadap ketersediaan beras yang ada di pasar. "Artinya tetap membantu distribusi ke konsumen melalui pedagang di pasaran," ungkapnya.
Disebutkannya, yang bertanggung terhadap kekurangan ini banyak pihak, ketersediaan beras di Bulog salah satu alternatif, program pemerintah yang disebut PKH.
Menurutnya, secara data Kabupaten Tanjung Jabung Barat kekurangan padi, namun dari sisi kebutuhan masih ada dan tidak jadi masalah.
Lebih lanjut, beras yang masuk ke Tanjung Jabung Barat di pasar cukup membantu kekurangan ketersediaan beras saat ini. "Kekurangan 3.000 ton beras di back up dari distributor pasar, bulog maupun program-program pemerintah," tandasnya. (sun)