Ngantuk Terkulai

Oleh : Dahlan Iskan--

Usaha itu pun gagal. Justru pengadilan yang lebih tinggi minta perkara uang tutup mulut itu diproses di pengadilan. Bukan main kesalnya Trump.

Anda juga sudah tahu: belakangan ini Trump kalah dua kali berturut. Pertama: kalah dalam kasus pelecehan seksual kepada Jean Carroll. Ia harus membayar ganti rugi USD 5 juta. 

Trump masih naik banding dengan membayar uang jaminan. Berikutnya, Trump juga kalah dalam pengadilan kasus praktik bisnis tidak jujur. Ia dijatuhi hukuman membayar denda USD 355 juta. 

Trump naik banding. Tapi harus membayar jaminan sebesar itu. Trump gagal mencari instrumen penjamin. Ia minta keringanan ke pengadilan lebih tinggi. Disetujui: cukup menyerahkan jaminan USD 75 juta.

Sebuah perusahaan asuransi di California membantu Trump menerbitkan instrumen penjaminan. Tapi jaksa mempersoalkan: perusahaan asuransi itu tidak terdaftar sebagai perusahaan di New York. Juga diragukan kemampuan keuangannya. 

Jaminan tersebut, kata jaksa, harus ditolak. Tidak sah. 

Jaksa tetap minta aset Trump yang di New York pun harus disita: sebagai jaminan. Dua kekalahan itu terjadi di pengadilan New York. 

Bagi Trump New York terlalu kejam kepadanya –padahal dulu begitu banyak memberinya rezeki.

Perkara ketiga ini pun juga di pengadilan New York. Beda jaksa. Beda hakim. Tapi mereka sama: sesama anggota Partai Demokrat.

Trump begitu kesal perkara ketiga ini pun akhirnya jadi disidangkan. Tahap pertamanya sudah: pembentukan dewan juri. Proses seleksi dewan jurinya kali ini lebih rumit. Pihak Trump minta ikut dilibatkan dalam seleksi. 

Disetujui.  Maka pengacara Trump ikut melakukan pemilihan. Ketat. Semua calon juri diperiksa sampai ke aktivitas medsos mereka. Mereka pernah posting apa saja. Dari postingan itu bisa diindikasikan akan memojokkan Trump atau tidak.

Salah satu calon terang-terangan benci Trump. Maka tidak dipilih.

Kamis lalu sudah terpilih tujuh orang juri. Tinggal pemilihan juri pengganti: juri cadangan. Siapa tahu ada yang mendadak berhalangan.

Di proses pemilihan dewan juri inilah Trump mengantuk. Direkam media. Sampai dua kali. 

Tidak ada media yang mengindikasikan Trump lagi tidak sehat. Atau gula darahnya naik. Ia sehat. Hanya kesal. Melampiaskan kesal dengan cara mengantuk pertanda jiwanya sehat –daripada, misalnya, membenturkan kening ke tiang listrik.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan