Kondisi Global Picu Harga Bahan Baku Naik

Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose memberikan keterangan di sela-sela HUT PT Pindad ke-41 di Bandung, Senin (29/4/2024). ANTARA/Ricky Prayoga.--

BANDUNG, JAMBIEKSPRES.CO-PT Pindad menyebut kondisi global saat ini dengan adanya konflik seperti di Ukraina dan Palestina, memberikan pengaruh pada kenaikan harga bahan baku.

"Yang sangat terasa dengan adanya dampak global itu, sekarang memang harga-harga bahan baku relatif naik, terutama propelan, hingga plat baja tahan peluru," kata Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose di sela-sela HUT PT Pindad ke-41 di Bandung, Senin.

Meski terjadi kenaikan harga bahan baku, kata Mose, di sisi lain hal itu membuka peluang bagi Pindad untuk beberapa produknya dipesan dari luar negeri.

Sejauh ini, ia menyebutkan bahwa penjualan produk Pindad yakni alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan manufaktur, didominasi permintaan dari dalam negeri yakni kebutuhan Kementerian Pertahanan, namun seiring perkembangan yang ada, pesanan luar negeri seperti amunisi dan persenjataan juga datang.

"Kami juga telah melakukan pembicaraan-pembicaraan bisnis denga sebagian negara Asia kemudian di Timur Tengah untuk senjata, kemudian kendaraan tempur, dan untuk amunisi sampai saat ini kita sudah melakukan ekspor ke Amerika Serikat," katanya.

BACA JUGA:Al Haris Halal Bihalal Bersama Masyarakat Tanjung Raden

BACA JUGA:Sedan Drone

Sepanjang tahun 2024 ini, PT Pindad mencatat kontrak pekerjaan untuk pesanan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dan manufaktur mencapai Rp25,8 triliun.

"Kontrak tersebut bertumbuh 24,7 persen dari tahun sebelumnya, sementara angka penjualan mampu meningkat hingga mencapai nilai Rp7.98 triliun," ucapnya.

Untuk Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada produk-produk PT Pindad sudah di atas 40 persen, mulai dari senjata, kendaraan tempur, dan sektor manufaktur kendaraan industri.

Ke depan, TKDN pada berbagai produk tersebut akan ditingkatkan untuk memaksimalkan produk-produk dalam negeri.

"Untuk senjata sudah di atas 55 persen, kendaraan tempur sekitar 50 persenan, industrial masih sekitar 40 persen, tapi kita akan tingkatkan terus dengan bagaimana kita memanfaatkan raw material ataupun produk-produk dalam negeri," tuturnya. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan