Kertas Kematian

"Mengapa kau bisa di sini?"

"Semalam saat hendak main, temanku hilang, Bu. Aku berinisiatif mencarinya kemari, dia bilang bahwa dia penasaran dengan ruang rapat."

Harafaya mulai terisak. "Kenapa kau begitu nakal main hingga kemari? Sudah tahu banyak rumor hilangnya populasi kita, kenapa nekat!" Harafaya membentak, dia berusaha memeluk sang anak namun kesulitan.

"Ibu... pergi saja.... Inilah yang membuat banyak dari kita hilang, Bu. Mereka terbunuh di sini. Aku dan tetangga kita...." Rouka terbatuk kering.

"Jangan paksa dirimu bicara." Harafaya tersedu-sedu menatap, tidak sangka cara inilah yang merenggut nyawa sang anak.

Rouka menggeleng, tersenyum lemah. Mengais napas yang putus-putus.

"Aku bertahan karena tahu, ibuku akan selalu menemukan aku."

Setelah mengatakan itu, Rouka menutup matanya, terkulai lemas, dan napasnya berhenti. Harafaya menjerit melihat anaknya yang meregang nyawa. 

Semenit setelah meraung-raung, Harafaya mengusap air matanya. Dia menatap sekitar. Banyak dari mereka yang mati, dia mengenali semuanya. Harafaya kebingungan, kertas apa ini? Baunya menyengat. Kenapa bisa membuat mereka beku begini? 

Harafaya berusaha menarik kakinya namun tidak tergerak. Ujung sayapnya patah saat dia mengangkatnya. Harafaya meringis. Matilah dia, semua yang menempel di sini sudah mati. Dia sendiri butuh pertolongan.

Siapalah yang akan kemari? Kali ini Harafaya berharap suaminya menyadari hilangnya dirinya. Meski dia nanti akan dimarahi, biarlah, dia tidak mau mati di sini. Tidak di tempat mengenaskan ini. 

Setengah jam kemudian, Harafaya kehilangan tenaga. Dia tidak mau memaksa kakinya. Bisa putus. Dan dia tidak boleh terkulai di permukaan kertas, atau itulah akhir hidupnya. 

"Apakah aku akan mati?" Harafaya berbicara pada dirinya sendiri, memandang sedih kakinya yang membeku.

Sepuluh menit kemudian, Harafaya yang sudah tua dan kehilangan tenaga, hampir hilang kesadaran karena terus berdiri. Dia pasrah. Namun dari kejauhan terdengar dengungan suaminya dan rombongan!

Dia mengais sisa tenaga, meraung sekuat mungkin.

Tag
Share