Suhu Panas dan Aktivitas Fisik Tinggi, Lima Risiko Kesehatan Bagi Jamaah Haji

Calon Jamaah Haji asal Jambi beberapa waktu lalu saat masih berada di Asrama Haji Kotabaru--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Menjelang keberangkatan jamaah haji Indonesia ke Tanah Suci, praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama sebagaimana dikutip Jambi Ekspres dari Antara, memperingatkan lima risiko kesehatan yang sering dihadapi oleh para jamaah saat menjalankan ibadah haji di Arab Saudi.
Ia mengungkapkan bahwa kesehatan dan kebugaran tubuh menjadi prioritas utama yang harus dijaga dan dipertahankan selama menjalankan ibadah haji.

BACA JUGA:Kemenag Ingatkan Masyarakat Waspadai Risiko Tren Haji Backpacker, Sanksi Tegas Menanti

BACA JUGA:Fatwa Kontroversial Ulama Saudi Nyatakan Haji Non Prosedural Tidak Sah Ibadahnya

Berada di lingkungan dengan cuaca dan iklim yang berbeda dapat meningkatkan risiko terhadap gangguan kesehatan.
Ngabila menjelaskan bahwa terdapat lima risiko kesehatan yang sering dialami oleh jamaah haji, yaitu:
1. Kelelahan akibat kurangnya aktivitas fisik: Kegiatan ibadah haji sebagian besar membutuhkan aktivitas fisik yang tinggi. Bagi jamaah yang tidak terbiasa dengan gerakan tersebut, risiko kelelahan menjadi tinggi.
2. Heat stroke (serangan panas): Suasana panas di Arab Saudi dapat menyebabkan tubuh kesulitan dalam mengatur suhu. Hal ini dapat mengakibatkan gejala seperti gemetar, kebingungan, hingga pingsan.
3. Pneumonia atau radang paru-paru: Perubahan iklim dan lingkungan dapat meningkatkan risiko terkena infeksi saluran pernapasan, termasuk pneumonia.
4. Serangan jantung: Faktor lingkungan dan kelelahan fisik dapat meningkatkan risiko terkena serangan jantung.
5. Kehilangan memori (demensia): Gangguan kesehatan ini juga bisa muncul akibat kondisi lingkungan yang berbeda dan tekanan psikologis selama menjalankan ibadah haji.

BACA JUGA:44 Calon Haji di Jambi Melakukan Mutasi Kota untuk Musim Haji 2024, Ini Sebebnya

BACA JUGA:Jamaah Calon Haji Jambi Berangkat ke Tanah Suci dengan Maskapai Saudi Airlines
Untuk mengurangi risiko tersebut, Ngabila menyarankan agar jamaah menjaga kondisi fisik dan kesehatan dengan melakukan berbagai tindakan pencegahan, seperti menjaga pola makan yang sehat, rutin beristirahat, dan memperhatikan kondisi cuaca serta lingkungan sekitar.
Selain itu, pemerintah telah menyediakan layanan tes kesehatan sebelum keberangkatan untuk memastikan bahwa setiap jamaah dalam kondisi fisik yang baik dan tidak terkena penyakit menular.

Selain itu, ada pendamping khusus untuk jamaah lansia yang akan memantau kesehatan mereka dengan lebih ketat.
Ngabila juga mengingatkan jamaah untuk tetap saling peduli dan melaporkan kondisi kesehatan satu sama lain.

BACA JUGA:Satu Calon Jamaah Haji Tanjabtim Meninggal Dunia Sebelum Berangkat

BACA JUGA:Proteksi Penyakit Menular, Jamaah Haji Dianjurkan Melakukan Vaksinasi

Prinsip pencegahan lebih baik daripada pengobatan, sehingga jamaah diharapkan selalu berada dalam rombongan dan tidak ragu untuk bertanya jika membutuhkan bantuan.
Sebelum berangkat, jamaah juga disarankan untuk melakukan senam peregangan secara rutin, minum air yang cukup, dan menggunakan perlengkapan pelindung diri seperti topi, payung, masker, dan alas kaki.
Pemerintah Indonesia telah menetapkan jadwal perjalanan haji tahun ini, dengan total kuota sebanyak 241.000 orang.

Gelombang pertama dijadwalkan berangkat pada tanggal 12 Mei 2024, diikuti oleh gelombang kedua pada tanggal 24 Mei 2024.

BACA JUGA:Waspada, Modus Penawaran Berangkat Haji Tanpa Antrean Rentan Penipuan

BACA JUGA:Kanwil Kemenag Jambi Siapkan Rumah Ramah Lansia di Asrama Haji

Proses pemulangan jamaah diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Juli 2024. (*)

Tag
Share