Senandung Jolo Muaro Jambi Raih Rekor MURI

Pagelaran Senandung Jolo yang diikuti oleh 1000 Siswa/i terbanyak di Muaro Jambi.--

Usai memberikan sambutan, Manager Operation MURI Andre Purwandono memberikan penghargaan tersebut kepada Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi yang diterima langsung oleh Pj Bupati Muaro Jambi Bachyuni Deliansyah. 


--

Sementara itu Pj Bupati Bachyuni Deliansyah menyampaikan ucapan terimakasih dan mengaku bangga dengan kinerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi yang telah sukses membina siswa-siswi dalam melestarikan budaya dan kearifan lokal khas Kabupaten Muaro Jambi. 

"Saya bangga, tepat di hari Pendidikan Nasional, anak anak kita dapat menunjukkan prestasi yang luar biasa. Dan hari ini kita mendapatkan Rekor MURI," ucapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi Firdaus mengatakan kegiatan ini telah disiapkan sejak beberapa bulan lalu. Ribuan siswa yang dilibatkan bermain Senandung Jolo tersebut diambil dari 32 Sekolah Tingkat SMP yang ada di 11 Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Muaro Jambi. 

Lebih lanjut Firdaus mengatakan, tujuan dari Pagelaran Senandung Jolo adalah untuk mengangkat dan mensosialisasikan Musik Senandung Jolo Kepada Masyarakat luas.

Untuk diketahui, Senandung jolo merupakan salah satu jenis seni vokal tradisional dari Kelurahan Tanjung Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi dan dikategorikan sebagai sastra tutur karena bentuk sajian berupa pantun diiringi alat musik gambang.

Munculnya kesenian senandung jolo berawal dari kebiasaan masyarakat dahulu yang sebagian basar mata pencarian behumo (berladang) dihutan. 

Gambang adalah alat musik sejenis perkusi yang terbuat dari beberapa bilah kayu. Gambang ini sebagai instrumen pertama untuk mengiringi vokal dari sebuah pantun yang diciptakan serta gong juga instrumen pertama yang berfungsi sebagai pengiring dari vokal sebuah pantun senandung jolo tersebut. Akan tetapi, sesuai dengan perkembangan zaman instrumen ini bertambah dengan menggunakan rebana siam dan gendang bermuka dua.

Penyajian senandung jolo ini digunakan pada saat berselang atau akan berlangsungnya perkawinan, pengukuhan adat pada hari-hari besar an berbagai acara-acar formal lainnya didaerah tersebut.

Senandung jolo telah ada di kelurahan tanjung dan sudah berada diambangkepunahan karena tidak ada yang meneruskannya.

Hal ini disebabkan tidak adanya minat dan kecintaan anak-anak terhadap kesenian itu. sebab, dilain pihak tidak ada inisiatif atau kurangnya perhatian para seniman tradisi untuk menularkan kesenian tersebut.

Karnanya, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Muaro Jambi Firdaus berharap, dengan penghargaan ini dapat memberikan motivasi bagi siswa lainnya untuk mengembangkan dan melestarikan budaya lokal Jambi ini. (*)

Tag
Share