Didampingi Seorang Perawat, Selang Infus Masih Terpasang

UTBK: Muhammad Aimanur Razzaq didampingi sang perawat saat akan menjalani UTBK di Unesa, Minggu (5/5/2024). FOTO: ANTARA/HO-HUMAS UNESA--

Ternyata, pasiennya itu sering belajar di rumah sakit sembari melawan penyakitnya. Mengenai pemasangan infus, Razzaq memerlukan cairan itu untuk memenuhi kebutuhan elektrolit pada tubuhnya akibat peningkatan metabolisme tubuh.

Selain itu, agar tubuh pasien tidak mengalami dehidrasi. Apabila demam tiba-tiba muncul, perawat itu juga bisa segera memberikan obat untuk menurunkan panas.

UTBK Disabilitas

Selain perjuangan Razzaq yang harus mengikuti UTBK dengan selang dan botol infus di tangannya, sembilan calon mahasiswa lain harus berjuang menjalani ujian dengan penuh keterbatasan. Mereka adalah sembilan calon mahasiswa yang mengikuti UTBK di kampus pencetak guru tersebut.

Jumlah peserta UTBK dari kalangan disabilitas di kampus yang dahulu bernama IKIP Negeri Surabaya itu meningkat dari empat peserta pada tahun 2023 menjadi sembilan di tahun ini.

Ferdinan Valentino, salah satu peserta tunanetra menceritakan bahwa tes yang dijalaninya berjalan lancar. Persiapan pun telah dilakukan, sehingga tidak ada rasa takut dan khawatir saat berhadapan dengan soal UTBK.

Ditemani ayahnya, Ferdinan, Valentino awalnya merasa tidak percaya diri untuk kuliah. Demi untuk belajar yang didukung oleh orang tuanya, dia memilih untuk berjuang masuk Unesa melalui jalur UTBK.

Di Unesa dia memilih Prodi S1 Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan S1 Ilmu Komunikasi.

Pria yang akrab disapa Valen itu punya motivasi tersendiri untuk mengambil prodi tersebut, salah satunya ingin lulusan mahasiswanya yang disabilitas memiliki nilai unggul dan dapat bersaing dengan orang pada umumnya.

Dukungan Unesa

Unesa merupakan salah satu kampus negeri yang berkomitmen memberikan akses dan kesempatan untuk menempuh pendidikan tinggi kepada semua, baik itu disabilitas maupun yang non-disabilitas.

Unesa merupakan satu-satunya perguruan tinggi negeri di Jatim yang dijadikan tempat UTBK bagi disabilitas.

Selain fasilitas ramah disabilitas, Unesa memberikan pengawas dan pendamping dari unsur dosen dan mahasiswa pendidikan luar biasa (PLB), juga dari subdirektorat mitigasi crisis center (SMCC) untuk masing-masing peserta. Saat UTBK juga disiapkan alat-alat khusus untuk mendukung kelancaran UTBK.

Memang, dari aspek persiapan untuk sesi disabilitas hampir sama dengan tahun sebelumnya, namun dari sisi aplikasi, Unesa menyiapkan teknologi non-visual dDesktop access (NVDA) untuk membantu peserta tunanetra dalam membaca dan memahami teks soal.

Melalui teknologi itu, teks yang ada di layar ditransformasikan menjadi suara. Selain itu, juga ada bantuan reglet dari pemerintah pusat.

Tag
Share