Taman Bunga Hisbiscus Punya Sejarah Ratusan Tahun

EXPO CHENGDU: Pemandangan dari salah satu taman di Expo 2024 Chengdu di Chengdu, China, diambil pada Selasa (30/4/2024). FOTO: ANTARA/ARNIDHYA NUR ZHAFIRA --

Desainnya mewujudkan keindahan bebatuan berlapis khas taman Sichuan bagian barat, perairan yang berkelok-kelok, dan beragam tanaman pelengkap lainnya.

Tidak seperti taman berornamen yang biasa terlihat di China Utara, Taman Chengdu yang merupakan kota di bagian barat negara ini bisa dibilang mirip dengan lukisan tinta nan indah dan menenangkan.

Terdapat Danau Huahua yang dikelilingi oleh pepohonan dengan kepadatan berbeda-beda, hingga “hutan” bawah air terbentuk di dasar danau oleh tanaman seperti teratai dan lili air.

Kehadiran tanaman-tanaman itu menciptakan ekosistem air yang dapat membersihkan diri dan beradaptasi sendiri.

Di tepi danau, terdapat platform kayu dan tangga yang menjadi tempat ideal untuk menikmati bentuk, suara, dan warna pemandangan tersebut dengan santai. Tak hanya itu, tempat ini juga menjadi salah satu spot foto yang cukup diminati oleh pengunjung.

Seperti diketahui, Chengdu juga dijuluki sebagai “Kota Brokat” karena sejarah yang telah melekat selama lebih dari dua ribu tahun. Brokat Shu berasal dari jenis kain sutera yang diproduksi di Chengdu pada Periode Warring State. Ini adalah jenis brokat warna-warni dengan ciri nasional Han dan gaya lokal.

Pengunjung dapat melihat keindahan brokat ini dalam bentuk taman dengan tajuk “Taman Bunga Brokat Shu” yang terinspirasi dari motif dan corak beragam karya seni tersebut.

Taman ini mencakup lebih dari 50 jenis bunga khas Chengdu seperti bunga peony Tianpeng. Selain itu, di sini juga menampilkan konsep konstruksi taman yang rendah pemeliharaan (low-maintenance) dan berkelanjutan untuk masa depan.

Perpaduan Alam dan Teknologi Inovatif

Tak hanya mengandalkan berbagai jenis tanaman saja, Expo 2024 Chengdu juga mengandalkan teknologi inovatif dan hijau dalam pembuatannya. Hal ini sesuai dengan prinsip “hijau dan rendah karbon” yang dibawa sebagai prinsip utama pameran tersebut.

Adapun venue utama dibangun dan dilengkapi dengan alat penampung air hujan berbentuk kelopak yang diharapkan mampu menampung kurang lebih 2.500 ton air hujan setiap tahunnya, serta memiliki desentralisasi pendingin udara hemat energi.

Sebanyak 2.500 ton air hujan yang tersimpan itu nantinya dapat memenuhi kebutuhan pengairan atau irigasi harian untuk dua hektar ruang hijau di venue utama.

Lebih lanjut, paviliun lain juga telah mengadopsi teknologi bangunan ramah lingkungan terkini, seperti sistem pendingin udara kecil, kaca fotovoltaik, dan dinding insulasi komposit, sehingga mencapai tujuan keseluruhan pengurangan emisi karbon.

Selain itu, Expo 2024 Chengdu pun diharapkan bisa terus berdiri dan dibuka untuk umum, demi menciptakan dampak sosial yang terus terasa di kawasan tersebut.

Terlebih, kehadiran dari bunga dan tumbuhan seantero Tiongkok dan dunia akan terus dirawat dan dipertahankan di tempat ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan