Mulai Dari Kuil Daci Hingga Masjid Masjid Huangcheng

MASJID HUANGCHENG: Salah satu spot di Masjid Huangcheng Chengdu di di Kota Chengdu, China, Kamis (2/5/2024). ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira/aa. FOTO: ANTARA/ARNIDHYA NUR ZHAFIRA/AA --

Berjalan sedikit ke tengah, terdapat orang-orang yang tengah mengantre untuk berfoto dengan panda raksasa yang seakan sedang berusaha memanjat pusat perbelanjaan terkenal di Chengdu, yaitu IFS.

 Para pelancong suka berfoto dengan “pantat” panda tersebut, yang kini menjadi sebuah “mandatory photo” atau foto wajib jika mereka berkunjung ke Chengdu.

 Sementara, IFS sendiri merupakan gedung yang mengintegrasikan pengalaman berbelanja, kuliner, bisnis, hiburan, tempat tinggal, dan seni.

 Arena perbelanjaan andalan ini berukuran 210 ribu meter persegi dan mencakup enam tingkat dan dua tingkat bawah tanah.

 Alun-alun Tianfu

 Jika Anda ingin melanjutkan perjalanan keliling kota, turunlah di Stasiun Metro Tianfu untuk berkunjung ke Alun-Alun Tianfu yang begitu luas dan memiliki banyak opsi sightseeing yang menarik.

 Alun-alun ini terletak di atas stasiun metro tersebut, dan sesaat setelah Anda keluar dan menghadap ke utara, Anda langsung menemukan patung tokoh terkenal di China, Mao Zedong, yang berdiri gagah di depan Musem Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Sichuan.

 Lalu, jika Anda menengok ke sisi barat, terdapat Museum Chengdu yang menyimpan berbagai sejarah kota ini dan dikemas dengan modern.

 Seperti alun-alun pada umumnya, Alun-Alun Tianfu menjadi tempat nongkrong favorit bagi masyarakat, terlebih, di sini Anda juga bisa menjumpai beberapa street food serta beberapa kedai milk tea untuk dijajal.

Masjid Huangcheng Chengdu

Masih di area Alun-Alun Tianfu, tepat di balik Museum Chengdu, terdapat Masjid Huangcheng Chengdu yang secara harafiah merupakan “Masjid di Tembok Kota Kekaisaran Chengdu”. Ini merupakan masjid terbesad di Provinsi Sichuan.

 Masjid ini awalnya dibangun pada abad ke-16 dan pertama kali dibangun kembali pada tahun 1858. Namun, pada tahun 1917, bangunan ini rusak parah akibat perang dan dirawat hingga saat ini sejak 1998.

 Masjid ini dibangun dengan kombinasi gaya arsitektur Arab, Ming, dan Qing. Terdiri dari dinding pintu masuk, pintu gerbang, kamar mandi, perpustakaan dan ruang salat utama yang dapat dikunjungi.

 Perpustakaannya terdiri dari buku-buku Islam yang ditulis dalam bahasa Arab dan China.

 Pengunjung bisa dengan mudah untuk beribadah di sini, dengan ruang salat yang cukup luas berada di lantai dua dan tiga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan