Jarang Bisa Tidur Pulas Selama 7 Bulan
NOSTALGIA: Wakil Presiden RI ke-10 dan 12 Jusuf Kalla (tengah), Ketua Juru Runding Pemerintah RI Hamid Awaludin (kiri), dan Ketua Juru Runding Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Malik Mahmud (kanan) saat tapak tilas tempat berlangsungnya perundingan damai Pemerin--
Cerita Jusuf Kalla Bernostalgia di Koningstedtin, Finlandia
Wakil Presiden ke-10 dan 12 Republik Indonesia, M. Jusuf Kalla, diundang khusus oleh Kementerian Luar Negeri Finlandia, untuk berkunjung (bernostalgia) ke Koningstedtin, Kartano, tempat dilakukannya negosiasi damai Aceh 18 tahun silam (2005). Seperti apa ceritanya?
---
GEDUNG tersebut terletak sekitar 30 km dari kota Helsinki. Bertaman sangat luas, gedung ini pernah ditempati Gubernur Jenderal Rusia tatkala Finlandia diduduki oleh Rusia.
Bersama Hamid Awaludin (ketua delegasi pemerintah RI) dan Malik Machmud (ketua delegasi GAM) dalam perundingan negosiasi damai Aceh, Jusuf Kalla menyaksikan ruang-ruang yang dipakai selama perundingan. Mulai ruang utama tempat perundingan utama, ruang istirahat masing-masing delegasi, ruang makan, dapur, ruang lobi hingga halaman yang berhutan lebat, tempat Hamid Awaludin berjalan seorang diri, melaporkan segala perkembangan negosiasi ke Jusuf Kalla di Jakarta.
Di hutan-hutan bawah pohon itulah Pak Hamid selalu berjalan mondar mandir, menelepon Pak Jusuf Kalla. "Saya hanya menyaksikannya dari jauh," kata Malik Mahmud.
Selain itu, di belakang gedung tersebut, ada kali kecil yang mengalirkan air yang sangat jernih. "Di pinggir kali itulah saya selalu berjalan bersama Malik Machmud, untuk memecahkan kebuntuan dalam perundingan di ruangan. Mantan Presiden Finlandia, Martti Ahtisaari, selaku mediator dalam perundingan damai Aceh, duduk di teras belakang, menyaksikan kami berdua berjalan mondar mandir di tepi kali," kata Hamid Awaludin.
Begitu perundingan alot dalam ruangan, Ahtisaari selalu menyela dengan kalimat: “Barangkali Pak Hamid dan Pak Malik membutuhkan udara segar di luar ruangan. Ada baiknya kedua pimpinan delegasi meregangkan otot-otot kaki mereka di luar.”
"Ini adalah tanda dan taktik Ahtisaari untuk mencairkan suasana dengan cara meminta kami berdua saling melobi di luar ruangan," papar Hamid.
Taktik tersebut sangat mujarab. Segala yang membatu dalam ruangan, bisa cair seketika, tutur Hamid lagi.
Kepada petugas kementerian Luar Negeri Finlandia yang mengantar rombongan Jusuf Kalla, Hamid menjelaskan sangat detail mengenai ruangan-ruangan yang sangat bersejarah dan menyentuh hatinya selama kunjungan.
Hamid mampu mengulas balik ruangan, tempat Ahtisaari selalu memintanya bertemu hanya berdua, mengatur strategi pembicaraan dalam ruang negosiasi. Ahtisaari acapkali tiba-tiba menghentikan percakapan dalam ruangan dengan mengatakan: “Barangkali Pak Hamid butuh minum teh kesukaannya, Earl Grey. Saya tidak boleh melarang keinginan seseorang untuk menikmati kesenangannya. Apalagi Pak Hamid adalah Menteri Hak Asasi Manusia. Ayo kita minum teh berdua di ruangan saya,” kata Hamid.
Ahtisaari sangat memahami kesenangan saya, minum teh Earl Grey. Makanya, Ahtisaari memesan khusus teh tersebut untuk stok selama perundingan tujuh bulan tersebut, kata Hamid lagi.
Jusuf Kalla pun menuturkan pengalamannya selama perundingan berlangsung. “Saya jarang sekali bisa tertidur pulas selama tujuh bulan. Masalahnya, laporan Hamid dari gedung ini, kan sore hari, sementara ada perbedaan waktu enam jam antara Jakarta dan Helsinki. Pokoknya, kalau sudah dini hari waktu Jakarta, telepon saya berdering, itu berarti laporan penting datang dari Hamid,’’ papar Jusuf Kalla.