Dialog Budaya Sebagai Strategi dan Peran Museum dalam Pelestarian Warisan Budaya
Pemateri menjelaskan tentang peran museum saat berlangsungnya kegiatan Dialog Budaya di Museum Siginjei --
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO–Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan pelestarian warisan budaya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jambi melalui Museum Siginjei menggelar dialog budaya dengan tema "Strategi dan Peran Museum dalam Pelestarian Warisan Budaya".
Acara ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Disbudpar Provinsi Jambi, Olvi Oktina, S.Sos, yang berlangsung di ruang Introduction pada Rabu (26/6/2024).
Dialog budaya ini dihadiri oleh para peserta yang terdiri dari guru SMP, guru MTs, dan komunitas komunikasi budaya.
BACA JUGA:Lestarikan Budaya Lokal, Kelurahan Dusun Gelar Pelatihan Adat Melayu Jambi
BACA JUGA:Pameran Anyaman Tradisional Jambi, Melestarikan Sejarah dan Budaya Melalui Museum Siginjei
Dalam sambutannya, Olvi Oktina menekankan pentingnya museum sebagai pusat informasi sejarah dan pendidikan dan budaya.
"Museum adalah tempat di mana kita bisa mempelajari dan memahami kebudayaan daerah serta bangsa. Melalui kegiatan ini, kami berharap para peserta dapat menyebarkan pengetahuan yang diperoleh kepada anak didik sebagai generasi penerus bangsa," ujar Olvi.
Ia juga menambahkan bahwa para peserta diharapkan dapat mengajak anak didik untuk berkunjung ke museum.
"Kunjungan langsung ke museum akan memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan nyata," kata Olvi.
BACA JUGA:Saksi Bisu Perjalanan Manusia, Budaya, dan Kerajaan-Kerajaan Besar di Masa Lampau
BACA JUGA:Sekda Muaro Jambi Mengharapkan Cagar Budaya Muaro Jambi Lebih Dikenal
Kegiatan ini menghadirkan sejumlah pemateri, di antaranya Kadis Budpar Provinsi Jambi, Imron Rosyadi, Pemerhati budaya, Mudzakir dan Pamong Budaya Madya Museum Siginjei, Drs. Mhd. Erman.
Dalam sesi pemaparannya, Mudzakir mengungkapkan bahwa museum saat ini memiliki hampir 8.000 koleksi artefak.
"Museum memperoleh koleksi tersebut dengan berbagai cara, seperti mendatangi langsung pemilik artefak, bekerja sama dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), dan edukasi kepada masyarakat agar mereka mau menyerahkan artefaknya ke museum," jelas Mudzakir.