Kebut Perbaikan Jalan, Banyak Jalur Alternatif yang Bisa Diambil
DESTINASI WISATA: Salah satu destinasi wisata di Alahan Panjang, Kabupaten Solok.--
Sebagai orang nomor satu di Sumbar, ia paham bahwa provinsi yang pernah menjadi Ibu Kota Negara pada masa Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) pada Desember 1948 hingga 13 Juli 1949 itu membutuhkan sumber pendapatan asli daerah (PAD) potensial seperti pariwisata untuk mengakselerasi pembangunan.
Data Dinas Pariwisata Sumbar menyebutkan pada 2023, PAD dari pajak restoran/akomodasi dan retribusi destinasi wisata dari 19 kabupaten dan kota di Sumbar mencapai Rp247,68 miliar.
Kota Padang menjadi daerah paling banyak menerima PAD dari sektor pariwisata, yaitu mencapai Rp103,13 miliar pada 2023.
Untuk mencegah potensi kehilangan PAD yang cukup besar itu, pascabencana melanda, Gubernur Sumbar Mahyeldi menerbitkan sejumlah kebijakan.
Beberapa kebijakan yang berpihak pada sektor pariwisata itu di antaranya mengeluarkan surat edaran untuk mengatur waktu operasional truk pada jalur alternatif Padang-Bukittinggi via Sitinjau Lauik.
Kemudian menerbitkan larangan bagi truk ODOL (over dimension over loading) atau kelebihan muatan melalui jalan alternatif Padang-Bukittinggi via Malalak agar kemacetan bisa diatasi.
Personel Dinas Perhubungan Sumbar pun diperintahkan untuk siaga mengatur arus lalu lintas pada dua jalur alternatif itu agar bisa cepat merespons jika terjadi kemacetan.
Tiga kebijakan melibatkan Dinas Perhubungan Sumbar itu diyakini bisa membantu mengurangi kemacetan pada jalur alternatif. Syaratnya, harus dilaksanakan secara konsisten.
Dinas Bina Marga Cipta Karya dan Tata Ruang (BMCKTR) Sumbar juga diminta memperbaiki ruas jalan yang rusak, terutama di jalur alternatif Malalak yang sudah rusak parah karena dilewati oleh truk.
Kemantapan jalan di jalur itu memang cepat menurun karena tingginya mobilitas kendaraan dan banyaknya truk yang melintas.
Marga tersebut merupakan jalan kelas III yang seharusnya diperuntukkan bagi kendaraan bermuatan 8 ton ke bawah. Namun karena jalur utama putus total, banyak truk dengan muatan di atas 8 ton melewati jalur tersebut sehingga menyebabkan jalan cepat rusak.
Kerusakan jalan itu ikut memicu kemacetan di jalur alternatif Padang--Bukittinggi via Malalak.
Namun, sejumlah kebijakan yang diterbitkan itu dirancang agar mendukung sektor pariwisata Sumbar agar bisa bertahan di tengah bencana alam beruntun.
Sektor pariwisata Sumbar jangan sampai kembali terpuruk ke titik nol seperti saat pandemi COVID-19. Apalagi target pergerakan wisatawan di daerah itu pada 2024 mencapai 13,5 juta orang. (ant)