Jadi yang Kedua di Indonesia

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Republik Indonesia Dwikorita Karnawati --

Untuk efek rumah kaca di Jambi, diungkapkan Ardhasena, sama seperti daerah lainnya yakni sekitar 410 PPM. "Karena udara yang tercampur dan gas rumah kaca dibawa oleh cuaca dan iklim yang dampaknya efek GRK makin naik dirasakan, kita merasakan cuaca dan temperatur Jambi yang tahun ke tahun makin naik, itu dampaknya," sampainya. 

Masih kata Ardhasena, untuk pengukuran gas rumah kaca di Sumatera dibutuhkan 6 tower pemantau GRK. 

"Setelah Sumatera Barat dan Jambi, mungkin berikutnya adalah Sumatera Selatan, Lampung lalu kita bisa ke Utara seperti Provinsi Riau, Sumatera Utara dan Aceh," sebutnya.

Hanya saja Ardhasena enggan menyebutkan rincian anggaran pembangunan tower pemantau GRK ini di Jambi, serta rencana pembangunan 4 tower lainnya yang direncanakan di Sumatera. 

Sementara itu, Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani menyatakan, Pemprov sangat mengapresiasi BMKG yang pada tahun 2024 ini telah membangun Tower (Menara) Pemantauan Gas Rumah Kaca (GRK) di Stasiun Klimatologi Jambi Provinsi Jambi.

"Hal ini untuk memberikan gambaran komposisi atmosfer dan siklus karbon yang komprehensif. Data dan informasi yang didapat dari keberadaan tower tersebut sangat penting dan bermanfaat, untuk menyiapkan upaya dan langkah antisipatif dan adaptif terhadap kondisi iklim," pungkasnya. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan