Intervensi Stunting Melalui Pelatihan Memasak

SUKARELAWAN: Sukarelawan dan para peserta Pos Gizi Dashat menghadiri kegiatan Hari Gizi Dashat di Posyandu Desa Manding, Kecamatan Pinoh Utara, Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, Kamis (18/7). FOTO: ANTARA/ INDITA WULANDARI --

Asal Kenyang

Membangun perilaku tepat dalam pemberian pangan bagi anak menjadi salah satu target Program Pos Gizi Dashat di Kabupaten Melawi.

Alasannya, orang tua di daerah tersebut memiliki kebiasaan memberikan makanan hanya berupa nasi dan kuah kepada anak-anaknya.

Perilaku itu rentan dialami anak-anak di 57 desa yang tersebar di tiga kecamatan di kabupaten dengan waktu tempuh 10 jam dari kota Pontianak, menggunakan mobil.

Fakta ini didapatkan dari kajian yang dilakukan Partnership to Accelerate Stunting Reduction in Indonesia (Pasti), program pendukung penurunan stunting di Indonesia.

"Biasanya kita lihat orang tua hanya kasih nasi sama kuah di sini. Karena selama ini pikirannya, yang penting anakku kenyang," terang Ketua Pelaksana Program Pasti dr. Maria Adrijanti, M.Kes.

Melawi juga termasuk dalam kategori 10 kabupaten dengan angka prevalensi stunting tertinggi, yakni sebesar 44,1 persen, berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia pada 2022.

Walaupun Survei Kesehatan Indonesia pada 2023 menunjukkan penurunan prevalensi stunting di Melawi, yakni menjadi 35,3 persen, angka tersebut masih berada jauh dari target prevalensi tengkes yang dicanangkan Pemerintah, yaitu sebesar 14 persen.

Penurunan tersebut juga masih berada dalam kategori “prevalensi sangat tinggi” menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Oleh karena itu, para orang tua yang tinggal di Kabupaten Melawi sangat perlu didampingi dalam mengupayakan pengurangan angka stunting yang berkelanjutan, terutama dalam penyediaan panganan bagi anak.

Murah dan Bergizi

Penerima manfaat Pos Gizi Dashat, Tia, menjelaskan intervensi stunting melalui pelatihan memasak menjadi kegiatan favoritnya.

Sebelumnya, ia selalu menyandingkan bubur dan sayur dengan kulit dan daging ayam saja. Menu tersebut diberikan berulang-ulang untuk bayinya.

Namun, berkat adanya transfer ilmu memasak yang disediakan Pos Gizi Dashat, Tia kini bisa mengganti lauk dan variasi sayuran dalam makanan putra bungsunya itu.

Menu-menu yang diajarkan dinilai Tia sangat mudah dan bergizi. Bahannya tidak asing, bisa beli di pasar, bahkan beberapa bisa mengambil dari lingkungan sekitar.

Tag
Share