Diyakini Sebagai Tempat Bersemayam Para Arwah
DANAU KELIMUTU: Pengunjung melintasi kawasan Danau Kelimutu yang terletak di Taman Nasional Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu. FOTO: ANTARA/HO- HUMAS KEMENPAREKRAF --
Menikmati Pesona Danau Tiga Warna yang Memukau
Terlepas dari relasi penduduk dengan alam, pesona Danau Kelimutu yang terletak di Taman Nasional Kelimutu, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur terlalu sayang untuk dilewatkan.
----
SUARA nyaring burung saling bersahutan memecah suasana hening di kawasan yang masih asri di Taman Nasional Kelimutu. Sepanjang perjalanan menuju puncak Gunung Kelimutu, pengunjung akan ditemani suara burung garugiwa.
Fauna terbang yang dikenal sebagai burung arwah tersebut merupakan peksi endemik yang hanya bisa ditemui di Flores. Garugiwa termasuk burung cerdas yang mampu menirukan hingga 12 suara. Tak heran burung tersebut dijadikan ikon Balai Taman Nasional Kelimutu.
Untuk menuju Danau Kelimutu, yang merupakan kawah dari Gunung Kelimutu, dari tempat parkir pengunjung harus berjalan kaki menelusuri jalan setapak sepanjang 2 kilometer dan menapaki kurang lebih 300 anak tangga menuju puncak gunung.
BACA JUGA:Aaliyah Massaid Sebut Nama Mami Angie
BACA JUGA:Pencegahan Paham Radikal, Unja dan BNPT Luncurkan Program Kampus Kebangsaan
Berbicara tentang Danau Kelimutu memang tak bisa dilepaskan dari kepercayaan masyarakat Suku Lio, Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur, yang meyakini danau tersebut merupakan tempat bersemayamnya para arwah.
Konon kabarnya, para arwah dari orang yang meninggal akan bersemayam di tiga danau yang berada di puncak gunung. Tiga danau berwarna atau triwarna tersebut bernama Tiwu Ata Mbupu, Tiwu Nuwa Muri Koo Fai, dan Tiwu Ata Polo.
Orang yang semasa hidupnya mengamalkan kebaikan dan kebajikan hingga berumur panjang, maka setelah meninggal arwahnya akan menempati Tiwu Ata Mbupu, yakni danau yang berwarna gelap.
Sementara, orang yang meninggal muda, arwahnya akan menempati Tiwu Nuwa Muri Koo Fai yang berwarna hijau. Sementara, orang yang semasa hidupnya berlaku jahat maka setelah meninggal arwahnya akan menempati Tiwu Ata Polo, yakni danau yang berwarna gelap seperti hijau tua, coklat, hingga dapat berubah warna menjadi merah.
Warna danau yang terletak di Gunung Kelimutu itu dapat berubah-ubah, dari hijau menjadi biru, hitam, ataupun merah. Masyarakat yang mendiami kaki Gunung Kelimutu meyakini bahwa perubahan warna danau membawa pesan tertentu.
“Misalnya, pada 1996--sebelum terjadinya krisis moneter--danau mengalami perubahan warna dan selanjutnya pada 2008 menjelang Pak Harto (Soeharto) meninggal dunia,” kata warga setempat bernama Adel saat ditemui di kawasan Danau Kelimutu, akhir pekan lalu.