Trauma Anak Akibat Kekerasan, Ini yang Perlu Diketahui dan Dilakukan Orang Tua

Kampanye damai perlindungan terhadap anak dari tindak kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, dan pelecehan seksual. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/kye/aa.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO– Psikolog anak dan keluarga, Sani B. Hermawan, dari Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa anak-anak yang menjadi korban kekerasan sering mengalami dampak psikologis yang signifikan.

Menurut Sani, anak-anak tersebut biasanya menunjukkan gejala seperti sensitivitas berlebihan, kecenderungan mudah menangis, serta ketidakpercayaan terhadap orang baru atau ketakutan terhadap figur dewasa.

BACA JUGA:Proses Menyusui Tidak Lancar Karena Minim Persiapan dari Ibu

BACA JUGA:Kasus Cuci Darah Anak di RSCM Meroket, Ini Penyebabnya Menurut Ahli
“Anak-anak yang telah mengalami kekerasan seringkali menjadi lebih sensitif, mudah menangis, dan sulit mempercayai orang-orang baru. Ketidakpercayaan ini bisa meluas hingga ketakutan bertemu dengan orang dewasa,” ungkap Sani, yang juga menjabat sebagai Direktur Lembaga Psikologi Daya Insani, saat diwawancarai oleh ANTARA.
Sani menambahkan bahwa anak-anak yang terkena dampak kekerasan sering mengalami trauma mendalam yang sulit dihilangkan. Contoh terkini adalah kasus dugaan kekerasan terhadap balita di salah satu tempat penitipan anak di Depok, Jawa Barat.
Untuk membantu proses pemulihan anak dari trauma tersebut, Sani merekomendasikan beberapa langkah penting.

BACA JUGA:Mengapa Sedot Lemak Tidak Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan? Begini Saran Dokter

BACA JUGA:Hindari Klinik Murah untuk Prosedur Sedot Lemak, Pastikan Standar Kualifikasi

Memberikan kegiatan yang menyenangkan bagi anak, seperti bermain atau berinteraksi dengan teman sebaya, dapat membantu mengurangi dampak psikologis dan mempercepat proses pemulihan.

Penting juga untuk mendampingi anak dalam berinteraksi dengan komunitas dan orang baru secara perlahan.
“Jika anak mulai merasa lebih nyaman dan mempercayai orang dewasa lagi, orang tua bisa mempertimbangkan untuk memasukkan anak ke tempat penitipan anak yang lebih terpercaya,” jelasnya.
Langkah awal yang disarankan jika anak mengalami kekerasan di tempat penitipan anak adalah mengeluarkan anak dari lingkungan tersebut dan memberikan testimoni publik tentang kejadian tersebut untuk meningkatkan kesadaran dan mencegah terjadinya korban baru.

BACA JUGA:Vaksin HPV untuk Pria Dapat Mengurangi Risiko Kanker Serviks pada Pasangannya

BACA JUGA:8 Risiko Kesehatan yang Mengintai dari Penggunaan Kipas Angin Saat Tidur
Langkah-langkah ini penting untuk memastikan pemulihan yang efektif bagi anak dan meningkatkan keamanan serta kesejahteraan mereka di masa depan. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan