Debit Air Sungai Batanghari Turun di Bawah Normal, Tongkang Tak Bisa Melintas

MENYUSUT: Foto udara Sungai Batanghari mengalami penyusutan debit air di Penyengat Rendah, Jambi, Kamis (8/8/2024). Sungai terpanjang di Sumatera itu menyusut sejak dua bulan terakhir dan mengakibatkan sejumlah titik tepian di beberapa daerah mengering hi--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Penurunan signifikan pada debit air Sungai Batanghari mempengaruhi berbagai sektor di Kota Jambi, termasuk transportasi dan penyediaan air bersih.

Berdasarkan data terbaru dari pintu air kawasan Ancol, debit sungai saat ini tercatat pada 7,90 meter, menurun dari 8,16 meter sehari sebelumnya. 

"Ini jauh di bawah tingkat normal yang seharusnya mencapai 9 meter," Kata penjaga pintu air kawasan ancol Kota Jambi, Syahrudin.

Ia menjelaskan, debit sungai mengalami penurunan yang cukup drastis akibat musim kemarau berkepanjangan. 

"Sekarang, pasir sudah timbul hingga ke tengah sungai, membuat tongkang tidak bisa melintas," ujarnya. 

Akibat penurunan debit ini, tongkang yang biasa mengangkut batu bara tidak dapat melintas di beberapa bagian sungai yang sudah mengalami pendangkalan.

"Tongkang batu bara tidak bisa melintas. Karena beberapa area di sungai menjadi dangkal dan terhambat oleh timbunan pasir," imbuhnya. 

Dampak penurunan debit sungai ini  juga dirasakan pada pasokan air bersih di Kota Jambi. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) menghadapi kesulitan dalam pengambilan air baku dari Sungai Batanghari.

Dua intake milik Perumdam Tirta Mayang Kota Jambi mulai kesulitan mengambil air baku, khusunya pada Intake Sijenjang dan Intake Benteng. 

Hal ini diakui Direktur Teknik Perumdam Tirta Mayang, Mustazal Khomidi belum lama ini. Ia mengatakan pipa intake tersebut sangat terpengaruh dengan kondisi Sungai Batangari. 

Dengan ketinggian muka air dalam kondisi kemarau ini sebut Mustazal, memaksakan pihaknya mematikan pengoperasian pompa Intake Sijenjang dan Intake Benteng. 

"Terpaksa kita matikan sekitar 3-4 jam dalam sehari, karena kondisi debit air," katanya. 

Sehingga sebut dia, terjadi pengurangan jam pengaliran pada 14 ribu pelanggan pada wilayah layanan Intake Benteng dan Intake Sijenjang. 

Ia mengaku, dengan kondisi ini belum apa upaya lebih lanjut yang dilakukan pihaknya untuk pelanggan. Menurut dia, belum ada komplain dari pelanggan dari kondisi tersebut. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan