Waspada Cacar Monyek, Ini Gejala Khas dan Cara Pengobatannya

Ilustrasi - Cacar Monyet atau Monkeypox. (ANTARA/freepick/pri) --

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Dokter spesialis kulit dan kelamin Dr. dr. Fitria Agustina Sp.D.V.E., FINSDV, FAADV, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), mengungkapkan bahwa cacar monyet atau Mpox memiliki gejala klinis yang cukup khas.

Berdasarkan laporan wabah tahun 2022, ruam pada pasien Mpox umumnya muncul di area genital, anorektal, atau mulut, dengan permulaan dari wajah, dan ruam tidak selalu menyebar ke seluruh tubuh, sering kali terbatas pada beberapa lesi atau bahkan hanya satu lesi, serta tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki.

BACA JUGA:Risiko Mpox di Eropa Rendah, Namun Kasus Impor Diperkirakan Meningkat

BACA JUGA:WHO Rekomendasikan Vaksinasi Terarah untuk Cegah Penyebaran Mpox

Lesi pada cacar monyet sering kali menimbulkan rasa nyeri, namun saat penyembuhan, pasien sering mengalami rasa gatal. Lesi ini juga sering muncul bersamaan dalam berbagai tahap atau disebut sebagai asinkron.
Selain itu, lesi di area genital dapat menyebabkan gejala tambahan pada rektum atau dubur, seperti tinja yang bernanah atau berdarah, nyeri, atau pendarahan di sekitar dubur.

Dr. Fitria menjelaskan bahwa meskipun cacar monyet dan cacar air sama-sama menyebabkan ruam, ruam pada cacar monyet cenderung lebih padat, dengan lepuhan berisi cairan yang akhirnya membentuk luka keropeng.

Lesi pada cacar monyet biasanya lebih besar dan lebih seragam daripada pada cacar air, disertai dengan gejala demam tinggi, nyeri otot, dan pembengkakan kelenjar getah bening yang lebih signifikan dibandingkan cacar air.
BACA JUGA:WHO Eropa Waspadai Penyebaran Mpox, Serukan Peningkatan Pengawasan di Negara-Negara Anggota

BACA JUGA:Kemenkes Laporan 88 Kasus Cacar Monyet di Indonesia, Mayoritas Sembuh
Cacar monyet umumnya berlangsung antara 2 hingga 4 minggu. Meskipun gejalanya mungkin tampak ringan, cacar monyet dapat menyebabkan komplikasi serius, terutama pada anak-anak, ibu hamil, dan individu dengan gangguan sistem imun, termasuk infeksi sekunder, pneumonia, ensefalitis, infeksi kornea, hingga kehilangan penglihatan.

Pengobatan untuk cacar monyet bersifat simtomatik, fokus pada pengurangan gejala seperti demam dan nyeri. Vaksin cacar (smallpox) juga dapat memberikan perlindungan terhadap cacar monyet.

Menurut data dari WHO tahun 2022, vaksin cacar monyet lebih ditargetkan pada individu dengan risiko tinggi, seperti mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, tenaga kesehatan yang berisiko terpapar, petugas laboratorium, dan orang-orang yang telah kontak erat dalam waktu empat hari setelah terpapar.

BACA JUGA:Lebih dari 17.000 Kasus Infeksi Cacar Monyet di Afrika, 517 Kematian Dilaporkan

BACA JUGA:Ternyata Vaksinasi Dewasa Dapat Mengendalikan Penyakit Cacar

Vaksinasi bertujuan untuk mencegah munculnya gejala atau mengurangi keparahan penyakit, dan ketentuan penggunaan vaksin di Indonesia akan diatur sesuai dengan peraturan yang berlaku. (*)

Tag
Share