Sekolah Diminta Edukasi Makanan Sehat untuk Cegah Obesitas Anak

Anak Obesitas Dirawat Di RSUD Yunita Mulidia (16), anak dengan 'Severe Obesity' atau Kegemukan yang amat sangat, dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Dr. dr. Inge Permadhi, SpGK (K), Dokter Spesialis Gizi Klinik dari Universitas Indonesia, mendorong agar sekolah mulai memberikan pendidikan mengenai makanan sehat untuk mengatasi masalah obesitas pada anak-anak.
"Instruktur di sekolah harus mengajarkan murid tentang pentingnya makanan bergizi seimbang. Anak-anak yang semakin pintar dapat menjadi agen perubahan dalam keluarga mereka," ungkap Inge dalam wawancara sebagaimana dikutip jambiekspres.co dari ANTARA.

BACA JUGA:Risiko Minuman Manis Lebih Tinggi daripada Nasi Putih untuk Diabetes dan Obesitas

BACA JUGA:Pola Hidup Sedentari dan Obesitas Jadi Pemicu Penyakit Batu Ginjal
Inge menjelaskan bahwa upaya edukasi harus dilakukan secara bersamaan oleh pihak sekolah dan orang tua.

Sekolah disarankan untuk mengedukasi anak-anak tentang pentingnya pola makan sehat dan aktivitas fisik agar energi anak-anak dapat digunakan dengan optimal.
Di sisi lain, orang tua diharapkan dapat menerapkan pola hidup sehat dengan mengonsumsi makanan bergizi dan aktif berpartisipasi dalam kegiatan fisik bersama anak-anak, seperti olahraga yang menyenangkan untuk keluarga.

Orang tua perlu memahami informasi gizi dari makanan dan minuman yang dikonsumsi anak.

Selain itu, mereka harus dapat membedakan antara anak-anak yang gemuk karena kelebihan lemak dan bukan karena massa otot.

Jika anak mengalami kelebihan lemak, orang tua sebaiknya mengurangi makanan dan minuman tinggi karbohidrat sederhana dan lemak berlebihan.
"Makanan dan minuman yang mengandung gula berlebih dapat menambah kalori yang dikonsumsi anak. Oleh karena itu, penting untuk menghindari penambahan gula berlebihan dalam makanan dan minuman," jelasnya.
Inge, yang juga merupakan anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia, mengingatkan bahwa konsumsi makanan dan minuman manis secara berlebihan pada anak dapat meningkatkan risiko obesitas dan penyakit metabolik seperti diabetes, kolesterol tinggi, trigliserida tinggi, asam urat, dan hipertensi.
Ia merekomendasikan agar edukasi makanan sehat mengikuti pedoman dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), yang menyarankan agar setiap porsi makanan mencakup makanan pokok, lauk pauk (hewani dan nabati), sayur, dan buah untuk memastikan keseimbangan karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan cairan tubuh.
Riset Kesehatan Dasar 2018 mengungkapkan bahwa satu dari tiga orang dewasa di Indonesia mengalami obesitas, dan satu dari lima anak-anak mengalami kelebihan berat badan.

Persentase obesitas terus meningkat, dari 8 persen pada 2007 menjadi 21,8 persen pada 2018.

Kemenkes juga menegaskan bahwa obesitas berpotensi membahayakan masa depan anak-anak.
Obesitas pada anak biasanya disebabkan oleh konsumsi makanan dan minuman yang tinggi kalori dari gula sederhana dan lemak berlebihan, serta kurangnya aktivitas fisik. (*)

Tag
Share