Pendidikan dan Penegakan Hukum Jadi Kunci Capai Target Indonesia Emas 2045
Sekretaris Jenderal Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) Kiwi Aliwarga--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Asosiasi Inkubator Bisnis Indonesia (AIBI) mengungkapkan bahwa pendidikan dan penegakan hukum adalah kunci utama untuk mencapai target Indonesia Emas 2045.
Sekretaris Jenderal AIBI, Kiwi Aliwarga, menjelaskan, “Melihat tren saat ini, prioritas pada perbaikan SDM dan penegakan hukum sudah tepat, namun pelaksanaannya belum memadai. Jika bangsa ini dapat segera menyelaraskan upaya untuk menciptakan SDM yang tidak hanya terampil dalam bekerja, tetapi juga memiliki keseimbangan keterampilan dan keahlian serta menjunjung tinggi hukum, maka Indonesia akan dapat memanfaatkan potensi penuh dari Indonesia Emas 2045.”
BACA JUGA:Pekerja Indonesia di Jepang Menggelar Demo Masak Kuliner Nusantara
BACA JUGA:Anindya Gantikan Arsjad Rasjid Dalam Munaslub Kadin Indonesia
Namun, pendiri UMG Idealab tersebut mengkritik bahwa target Indonesia Emas bisa menjadi sekadar slogan jika tidak diikuti dengan tindakan nyata, dan akan menjadikan Indonesia hanya sebagai negara berkembang ketimbang menjadi pemain global yang memberikan kontribusi signifikan.
Kiwi juga mengingatkan tantangan besar yang dihadapi oleh pemerintahan berikutnya (Prabowo-Gibran), termasuk beban utang yang cukup besar yang akan jatuh tempo.
“Negara yang sehat harus mampu membayar kewajibannya dan membangun negara serta rakyatnya,” ujarnya.
Dia juga menyoroti pentingnya pendidikan dimulai dari pola makan sehat dan bergizi.
“Ide ini bagus, namun pelaksanaannya harus lebih terdesentralisasi, memanfaatkan kearifan lokal, dan mendukung perekonomian daerah serta memperkenalkan makanan lokal untuk menjaga ketahanan pangan,” tambahnya.
BACA JUGA:Jambi dan Sejumlah Kota Besar di Indonesia Diramalkan BMKG Hujan
BACA JUGA:Mayoritas Kota Besar di Indonesia Hujan Ringan dan Berawan Tebal
Kiwi berharap Indonesia dapat menjadi negara yang berteknologi maju, terutama dalam bidang logistik pintar, teknologi pertahanan seperti siber, teknologi kesehatan yang menggabungkan kearifan lokal, teknologi agro untuk ketahanan pangan, serta teknologi komunikasi dan kecerdasan buatan (AI).
Menurutnya, Indonesia harus menjadi pelaku utama dalam teknologi, bukan hanya pengguna teknologi dari negara lain.
UMG Idealab, di bawah pimpinan Kiwi, berkomitmen untuk terus berinovasi dengan membangun perusahaan rintisan/startup (venture builder).
Mereka fokus pada inovasi teknologi untuk mengurangi dampak perubahan iklim, mengatasi kesenjangan pendapatan, dan meningkatkan kelas usaha mikro dan kecil (UMK) agar dapat bersaing di pasar global.
Kiwi menjelaskan bahwa startup biasanya memerlukan waktu 3-7 tahun untuk mencapai profitabilitas organik, tergantung pada berbagai faktor seperti kepemimpinan, tim, kecocokan produk dengan pasar, serta disiplin strategi operasional dan keuangan.
BACA JUGA:Vaksin Mpox di Indonesia Telah Mendapat Persetujuan WHO dan BPOM, Bukan Vaksin Eksperimental
BACA JUGA:Bank Indonesia Provinsi Jambi Dorong Transformasi Ekonomi Keuangan Digital
“Sekitar 30 persen startup yang dikembangkan Idealab telah mencapai profit, 30 persen dalam proses menuju profitabilitas dalam 1-2 tahun ke depan, sementara sisanya mungkin menghadapi tantangan untuk mencapai profitabilitas,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa Frogs merupakan salah satu startup teknologi yang sedang mengalami pertumbuhan pesat. (*)