Pentingnya Literasi Digital untuk Mencegah Obesitas dan Perundungan pada Anak
Orang tua perlu menyediakan waktu bermain bagi anak-anak agar tidak terikat terus menerus pada pemakaian gawai yang berdampak pada kemampuan kognitif dan fisik. --
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO- Di era digital saat ini, anak-anak terpapar media layar lebih awal, seringkali sebagai dampak dari penggunaan gawai oleh orang dewasa di sekeliling mereka.
Menurut UNICEF, penggunaan waktu layar sebagai alat hiburan dapat mengalihkan perhatian anak-anak, tetapi ini membawa konsekuensi serius bagi perkembangan otak mereka.
Terlalu banyak waktu di depan layar dapat menyebabkan masalah konsentrasi dan gangguan mental, yang dikenal sebagai "popcorn brain," di mana otak anak terbiasa dengan stimulasi yang berlebihan.
BACA JUGA:Sebelas Ribu Mahasiswa Ikuti Kampus Mengajar untuk Kuatkan Literasi
BACA JUGA:Pelatihan Literasi-Numerasi Tingkatkan Daya Pikir Murid
Ketergantungan pada layar juga mengancam perkembangan kognitif, linguistik, dan sosial-emosional, dengan perilaku waktu layar orang tua berfungsi sebagai indikator bagi anak.
Penelitian oleh Patricia Kuhl menunjukkan bahwa bayi di bawah satu tahun tidak dapat belajar dari mesin, mendukung rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia yang menyarankan tidak ada waktu layar untuk anak di bawah dua tahun.
Untuk mengatur penggunaan gawai, orang tua dapat menetapkan area bebas gawai dan memfilter konten yang aman.
Studi terbaru mengungkapkan bahwa waktu layar yang meningkat dapat meningkatkan ekspresi kemarahan pada anak, menciptakan siklus buruk dalam pengelolaan emosi. Prof. Dr. Ahmad Suryawan dari IDAI memperingatkan bahwa paparan gawai saat makan dapat berkontribusi pada obesitas dan masalah perkembangan lainnya.
BACA JUGA:Badan Bahasa dan Lynkstreem Kolaborasi Tingkatkan Literasi Anak melalui Konten Digital
BACA JUGA:Keseimbangan Literasi Finansial dan Digital Penting untuk Menanggulangi Judi Online
Selain itu, paparan berlebihan terhadap layar meningkatkan risiko kejahatan dunia maya, termasuk perundungan dan akses terhadap konten yang tidak pantas.
Oleh karena itu, orang tua perlu memberikan edukasi mengenai risiko ini dan mendorong interaksi langsung untuk mendukung pertumbuhan anak yang sehat. (*)