PBNU Serukan Penguatan Konsolidasi Internal Pasca-Pilkada 2024

Kegiatan pelantikan jajaran Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur di kompleks Universitas Hasyim Asy'ari, Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang--

JOMBANG, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), K.H. Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya, meminta seluruh jajaran NU untuk memperkuat konsolidasi internal pasca-Pemilu dan Pilkada 2024.

Menurut Gus Yahya, meskipun Pilkada 2024 telah selesai, saatnya kini kembali fokus pada agenda organisasi dan melakukan rekonsolidasi untuk memperkuat struktur dan kinerja NU.

“Pemilu dan Pilkada adalah momentum yang harus dilewati, tetapi tujuan kita lebih besar, yakni masa depan NU yang gemilang. Setelah melewati Pilkada, sekarang saatnya untuk kembali fokus pada agenda organisasi,” katanya dalam keterangan yang diterima.

Pada pelantikan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur yang digelar di kompleks Universitas Hasyim Asy'ari, Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Gus Yahya menyebutkan bahwa konsolidasi internal telah dimulai dengan mengumpulkan seluruh PWNU se-Indonesia.

Sebagai hasilnya, kesepakatan bersama tercapai bahwa PBNU, PWNU, hingga pengurus ranting (tingkat desa) akan selalu bersatu.

“Kami bersama-sama, tidak terpisahkan, dan memiliki tugas serta tanggung jawab bersama. Kami sudah dilatih dan siap menghadapi tantangan organisasi,” ujar Gus Yahya.

Lebih lanjut, Gus Yahya menegaskan bahwa konsolidasi internal ini bukan hanya untuk kepentingan internal NU, tetapi juga untuk mendukung konsolidasi nasional di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.

Menurutnya, konsolidasi nasional sangat penting untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Gus Yahya juga mengungkapkan bahwa pelantikan PWNU Jatim masa khidmat 2024-2029 merupakan bagian dari agenda fundamental PBNU, yaitu validasi jajaran pengurus NU dari pusat hingga bawah.

“Jika ada pengurus PWNU yang tidak mengikuti baiat namun mengaku pengurus, itu berarti palsu. Konsolidasi organisasi NU harus terus menerus dipelihara,” tegasnya.

Sementara itu, Rais Aam PBNU K.H. Miftachul Akhyar menegaskan bahwa pelantikan dan baiat dalam organisasi NU merupakan kewajiban syar'i yang perlu dilaksanakan dengan penuh kesadaran, mengingat tantangan zaman yang semakin kompleks.

“Baiat kepada Rasulullah adalah bagian dari kewajiban, terlebih di zaman sekarang yang penuh tantangan. Kami juga mendorong untuk merevisi klausul Muktamar Luar Biasa (MLB) agar tidak menimbulkan pemberontakan dalam organisasi,” ujarnya.

Di sisi lain, Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim K.H. Abdul Hakim Mahfudz (Gus Kikin) menekankan pentingnya menjaga kekompakan dan silaturahmi dalam organisasi NU.

“Silaturahmi adalah kunci untuk mewujudkan kebersamaan yang lebih baik dalam mencapai tujuan bersama,” ujarnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan