Teknologi Lengkapi Guru Dalam Tingkatkan Kualitas Pendidikan

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim dalam Perilisan Laporan Kajian Dampak Platform Teknologi Kemendikbudristek--

JAKARTA-Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Nadiem Anwar Makarim menyatakan keberadaan teknologi mampu melengkapi peran-peran guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.

“Kami di Kemendikbudristek selalu meyakini peran teknologi sebagai enabler. Teknologi tidak akan menggantikan peran guru, tenaga pendidik, dan kepala sekolah,” katanya dalam Perilisan Laporan Kajian Dampak Platform Teknologi Kemendikbudristek di Jakarta.

Nadiem menjelaskan teknologi dalam dunia pendidikan dimanfaatkan oleh Kemendikbudristek melalui Merdeka Belajar untuk memaksimalkan potensi sumber daya manusia (SDM) dalam mengakselerasi perubahan ke arah yang lebih baik.

Dampak dari teknologi terhadap peningkatan kualitas pendidikan pun telah dikaji oleh konsultan manajemen global independen yaitu Oliver Wyman yang mencatat transformasi teknologi melalui gerakan Merdeka Belajar mampu memberi hasil yang menjanjikan.

Dalam riset ini, Oliver Wyman melakukan analisis berdasarkan survei terhadap 118.000 guru dan kepala sekolah serta data aktual penggunaan pemanfaatan platform digital yang diluncurkan Kemendikbudristek.

Analisis Oliver Wyman terhadap transformasi pendidikan di Indonesia menunjukkan tanda-tanda positif peningkatan efisiensi, serta perubahan pola pikir dan perilaku di kalangan pelaku pendidikan.

Hal itu lantaran Kemendikbudristek mengimplementasikan kebijakan Merdeka Belajar dengan membangun dan mengembangkan ekosistem produk teknologi, seperti Platform Merdeka Mengajar (PMM), Rapor Pendidikan, ARKAS, dan SIPLah.

Pada 2019, dari 3 juta guru di Indonesia hanya 620 ribu yang mengikuti pelatihan kompetensi karena keterbatasan kuota, namun pada November 2023 ternyata PMM berhasil meningkatkan jumlah peserta pelatihan yaitu 4,1 juta peserta atau meningkat tujuh kali lipat.

Lalu, lebih dari 40 persen atau 80 ribu guru di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) telah menggunakan aplikasi tersebut untuk mengakses materi pembelajaran berkualitas.

Hal ini menyebabkan pergeseran budaya di kalangan pelaku pendidikan di seluruh negeri menuju mentalitas pembelajar sepanjang hayat dan fokus untuk memberikan pembelajaran berkualitas bagi murid.

Pergeseran paradigma juga terjadi di Kemendikbudristek dalam pengembangan ekosistem produk teknologi yang berorientasi pengguna dan terintegrasi.

PMM telah membantu meningkatkan keterampilan belajar mengajar guru-guru di Indonesia dengan 84 persen di antaranya memanfaatkannya untuk aktivitas terkait pembelajaran, seperti Pelatihan Mandiri dan webinar.

Fitur Pelatihan Mandiri mencatat 4,1 juta peserta antara 2022 hingga 2023 atau hampir tujuh kali lipat dari jumlah peserta pelatihan tatap muka selama 2019.

Platform Rapor Pendidikan pun telah digunakan oleh 95 persen sekolah di seluruh Indonesia serta lebih dari 60 persen telah mulai menggunakan data pendidikan dan hasil penilaian untuk membantu perencanaan kegiatan tahunan sekolah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan