Gandeng Pemuka Agama, UI Ikut Percepat Penurunan Stunting

Kegiatan pengabdian masyarakat oleh FKM UI dengan tema Peningkatan Literasi Gizi pada Pemuka Agama dalam Rangka Penurunan Stunting--

JAKARTA-Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Indonesia (UI) menggandeng para pemuka agama seperti dai, kiai, dan ustad melalui pengabdian masyarakat dengan tema Peningkatan Literasi Gizi pada Pemuka Agama dalam Rangka Penurunan Stunting di Kabupaten Lebak.

Ketua Pengmas FKM UI Dr. Ir. Asih Setiarini di Depok, Selasa, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi gizi para pemuka agama.

Nantinya dapat dijadikan sebagai salah satu topik ceramah keagamaan dan memberikan pesan-pesan kepada masyarakat tentang gizi serta langkah pencegahan stunting.

Ia mengatakan dalam melakukan intervensi diperlukan keterlibatan berbagai pihak, termasuk "key opinion leader", seperti tokoh yang berperan dalam menebarkan pendidikan agama dan menjadi teladan di tengah masyarakat.

BACA JUGA:Jambi Andalkan Program Bapak Dan Bunda Asuh Untuk Tekan Stunting

BACA JUGA:Cagah Stunting Pada Anak dengan Menerapkan 4 Pola

Pada pelaksanaannya, kegiatan pengmas ini diawali dengan pre-test dan pemberian materi kepada 17 dai, kiai, dan ustad setempat.

Materi yang disampaikan meliputi pengertian stunting, mengapa pencegahan stunting penting, cara pengukuran stunting, dampak stunting, penyebab stunting, dan gizi seimbang.

Hal ini juga sejalan dengan kegiatan Halaqah Nasional 2023 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia yang mengusung tema “Pelibatan Penyuluh Agama, Da’i, dan Da’iyah untuk Mendukung Percepatan Penurunan Stunting”.

Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas menyampaikan bahwa penyuluh agama dan da’i-da’iyah dapat mengambil peran menyiapkan materi stunting dalam setiap khutbah, ceramah, dan tausiyah sehingga masyarakat mempunyai pemahaman tentang isu-isu kesehatan, khususnya stunting.

BACA JUGA:Terapkan Tips ABCDE untuk Mencegah Stunting

Dalam upaya menurunkan angka stunting secara komprehensif, saat ini pemerintah telah melaksanakan upaya lewat intervensi gizi spesifik dan intervensi gizi sensitif.

Dalam hal intervensi spesifik adalah yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan, seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, dan status gizi ibu.

Pada intervensi sensitif menyangkut kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting, seperti penyediaan air minum dan sanitasi, peningkatan akses dan kualitas pelayanan gizi dan lain-lain yang melibatkan sektor di luar kesehatan. (ant

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan