Minta Proses Provokator Demo Anarkis, Masyarakat Dukung Larangan Aktivitas Angkutan Batubara
DEMO ANARKIS: Polisi mengerahkan mobil water canon saat aksi demo KS Bara berlangsung di kantor Gubernur Jambi, kemarin (22/1). Sejumlah kaca kantor gubernur dan beberapa barang lainnya, rusak dilempari masa. FOTO: M RIDWAN/ANDRI/JE --
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO-Unjuk rasa ribuan sopir angkutan batu bara Senin (22/1/2024) di kantor Gubernur Jambi berakhir anarkis. Oknum massa melempar kaca kantor gubernur hingga hancur dan pecah. Fasilitas lain seperti lampu taman juga ikut pecah lantaran aksi rusuh oknum sopir.
Awalnya demo asosiasi sopir seperti yang diikuti Kumpulan Supir Batu Bara (KS Bara) berjalan damai dan massa ditemui gubernur Jambi. Namun setelah menyampaikan aspirasi, dan sejumlah perwakilan massa membahas aspirasi pembukaan jalan umum dengan gubernur, tensi amarah massa meningkat. Dan ada oknum yang melempari kaca di sejumlah ruangan kantor gubernur hancur.
Gubernur Jambi Al Haris dengan tegas meminta provokator aksi chaos (rusuh) ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku.
"Yang Provokatif membuat tindakan provokasi saya minta agar aparat kepolisian ambil langkah hukum," seru Al Haris (22/1/2024).
Akibat aksi pelemparan itu, kata Dia, banyak fasilitas Pemprov yang rusak.
BACA JUGA:Antisipasi Kenaikan Gaji ASN, Pemkab Tebo Genjot Potensi PAD
BACA JUGA:Proyek Sewerege System Ancam Keselamatan, Warga Minta Pj Walikota Tegas
Para sopir batu bara juga memarkir truknya di simpang IV Bank Indonesia.--
"Banyak yang hancur kaca-kaca kantor," ungkapnya.
Lanjut Haris, meski perwakilan sopir menerima pembahasan di dalam ruangan kerja Gubernur tetapi tak tahu kenapa aksi di luar menjadi memanas.
"Artinya pengurus KS Bara tidak mampu mengendalikan masa-masa mereka. Maka ada yang chaos. Maka saya minta aparat penegak hukum melihat penyebab chaos itu dari mana mulainya, siapa pelaku yang sengaja atau mungkin menyusup kesana," tegas Haris.
Gubernur Haris mengatakan awalnya, di dalam ruangan sudah dilakukan pertemuan dengan sopir batu bara dan ditawarkan agar pengusaha batu bara dan sopir berembuk terkait ongkos yang diinginkan pada mulut tambang hingga hauling (pelabuhan,red) yang sudah ada. "Yakni ada Tenam, PT.PUS, Nanriang dan ada beberapa pelabuhan itu yang yang disiapkan," katanya.
Al Haris mengatakan, terkait ongkos itu sebenarnya tak masalah karena bisa dua hingga tiga kali angkut dalam sehari. "Artinya sedikit dipakai jalan nasional dan tujuan kita menghindari kemacetan, kita bukan marah dengan mereka (sopir,red),’’ katanya.
Al Haris juga mengungkapkan dari data Dirlantas sebanyak 60 persen menurun kemacetan lalu lintas sejak tak ada angkutan batu bara. "Ini yang kita minta pengusaha diskusikan dengan sopir. Kalau belum juga maka kami akan memanggil pengusaha agar dicarikan harga ideal yang layak," terangnya.