15.000 Santri PPS Ulya Ikuti Ujian Pendidikan Kesetaraan
Santri PPS Ulya saat mengikuti ujian kesetaraan tahun lalu.--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kemenag menggelar ujian pendidikan kesetaraan bagi santri Pondok Pesantren Salafiyah (PPS) jenjang Ulya. Ujian berlangsung empat hari, 4-7 Maret dan dilakukan dengan Computer Based Test (CBT).
Plt Direktur PD Pontren Waryono Abdul Ghafur mengatakan, tercatat ada 19.000 santri PPS Ulya. Dari jumlah itu, ada sekitar 80% yang mengikutu CBT Ujian Pendidikan Kesetaraan.
"Sekitar 15.200 santri PPS Ulya ikut ujian pendidikan kesetaraan mulai hari ini hingga empat hari ke depan," terang Waryono, di Jakarta, Senin (4/3/2024).
"Mereka tersebar pada lebih dari 750 pesantren salafiyah di Indonesia," sambungnya.
Berbeda dengan sebelumnya, kata Waryono, tahun ini kali pertama ujian pendidikan kesetaraan digelar dengan CBT. Ini bagian upaya meningkatkan literasi digital pesantren.
BACA JUGA:UIN Jambi Tuan Rumah Program Persiapan Beasiswa Kolaborasi Kemenag-LPDP
BACA JUGA:Dua Jurnal Keluaran Kemenag Raih Akreditasi dari Kemendikbud
“Salah satu upaya menjaga kualitas yang perlu dilakukan adalah melalui pengembangan literasi digital dan mewujudkan inovasi pembelajaran berbasis digital. Faktanya dunia pesantren mampu,” kata Waryono.
Hal senada disampaikan Kepala Subdit Pendidikan Kesetaraan, Anis Masykhur. Dia memastikan seluruh proses pendidikan, pembelajaran dan sistem evaluasi di PPS penyelenggara Pendidikan Kesetaraan akan didekatkan dengan teknologi, termasuk pelaksanaan ujian kesetaraan nasional ini.
“Ini tentu akan menjadi bagian dari laporan keberhasilan Ditjen Pendidikan Islam dalam mendukung salah satu program prioritas Kementerian Agama, yakni peningkatan literasi digital pendidikan,” jelas Anis.
Koordinator lapangan ujian kesetaraan, Masitoh Hasbi, mengaku kaget melihat partisipasi CBT demikian tinggi, mencapai 80%. Pasalnya, pada laporan awal kesiapan mengikuti CBT tidak lebih dari 30% penyelenggara Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah.
BACA JUGA:Kemenag Buka Penerimaan Mahasiswa Baru PTKIN
BACA JUGA:Beri Bantuan 1.080 Laptop, Kemenag Dorong Digitalisasi Pesantren
"Fakta ini akan menjadi harapan besar bahwa pesantren dapat mengimbangi perkembangan teknologi informasi, meskipun selama ini terlihat pesantren yang paling getol membatasi penggunaan teknologi informasi. Tentunya, ini akan lebih baik lagi jika ditindaklanjuti dengan program-program pendukung lainnya," sebutnya.