Modul P5 Beri Jaminan Sosial Pada Siswa

JAKARTA-Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menyosialisasikan modul P5 tentang jaminan sosial dalam bentuk buku elektronik (e-book) untuk meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya jaminan tersebut.

“Modul ini sebagai tambahan di kurikulum ya, jadi co-kurikuler untuk siswa, karena ini penting bagi siswa pendidikan menengah untuk meningkatkan pemahaman mereka, sehingga pada saatnya mereka bisa lebih paham tentang pentingnya jaminan sosial nasional,” kata Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono di Jakarta, Rabu.

Ia menjelaskan di dalam modul tersebut tentu ada prinsip-prinsip Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang juga mengandung prinsip-prinsip keadilan sosial, serta menjadi bagian penting dalam implementasi jaminan sosial atau sistem perlindungan sosial di Indonesia.

“Tentunya di dalam modul P5 ini dalam kerangka Merdeka Belajar juga, maka siswa juga diharapkan bisa secara aktif melalui modul-modul yang tentunya telah dipersiapkan cukup lama oleh tim yang melibatkan banyak ahli,” ujarnya. 

Adapun tim yang dilibatkan dalam penyusunan modul P5 tentang jaminan sosial ini antara lain Dewan Jaminan Sosial Nasonal (DJSN) Kemenko PMK, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan, untuk membuat konten-konten yang relevan dan menarik untuk disimak oleh para siswa tentang jaminan sosial nasional.

“Kalau kita lihat isi modulnya sendiri relatif cukup menarik ya, memang masih perlu nanti di dalam perjalanannya berbagai penyempurnaan,” ucap Nunung.

Ia juga menegaskan siswa perlu terlibat aktif agar sosialisasi tentang jaminan sosial ini bisa lebih efektif.

“Jadi saya kira siswa juga harus secara aktif terlibat, karena bagaimanapun juga untuk meningkatkan pemahaman, kalau hanya satu arah tentunya kurang efektif, maka siswa juga harus ikut aktif,” tuturnya.

Adapun tahapan implementasi untuk ke sekolah dan siswa saat ini sudah dilakukan, mulai dari pelatihan atau training of trainer kepada guru, serta menjadikan beberapa sekolah sebagai pilot.

“Ada training of trainer, jadi kesiapan guru untuk memberikan modul itu, kemudian juga ada pilot dulu di beberapa sekolah, kami lihat responnya seperti apa, dan setelah kita mendapatkan masukan dari pilot yang dilakukan, penyempurnaan-penyempurnaan akan dilakukan,” papar Nunung.

Ia berharap modul ini dapat segera diterapkan di tahun ajaran baru 2024-2025 utamanya untuk siswa kelas X SMA. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan