PETI Jadi Ancaman Ekowisata, Mengganggu Keindahan dan Merusak Sungai.

Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf --

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO - Dalam rangka Community Dialog Aksi Bersama untuk Jambi, KKI Warsi mengadakan bincang bersama bertema 'Masyarakat Sejahtera Hutan Terpelihara'.

Dihadirkan 3 komunitas daerah, yaitu Kabupaten Bungo, Kabupaten Batanghari, dan Kabupaten Sarolangun,  Selasa (30/4).

Pembahasan dialog komunitas ini dihadiri oleh komunitas undangan beserta stakeholder, yaitu pemerintah baik dari kabupaten, provinsi, ataupun pusat beserta stakeholder bisnis yang akan menjawab dan memberikan respon terkait aduan dan laporan yang disampaikan.

Komunitas pertama, yaitu dari Kabupaten Batanghari yang dalam diskusinya berfokus pada perkebunan karet Orang Rimba dengan pengajuan berupa harapan adanya pelatihan pengelolaan karet dari pemerintah dan bantuan alat dalam pelaksanaan perkebunan.

BACA JUGA:PETI Merusak Ekosistem, Santri Ponpes di Bathin III Bungo Krisis Air Bersih

BACA JUGA:Diam-diam Polres Bungo Gelar Razia, Tangkap OperatorExcavator untuk PETI

Komunitas kedua, yaitu dari Kabupaten Sarolangun yang berfokus pada diskusi dan pengupayaan adanya pelatihan kerajinan tangan dan pemasaran bagi masyarakat daerah.

Diharapkan dengan diberikannya bimbingan dan penyuluhan terkait bidang pemasaran agar bisa mencapai target pasar penjualan.

Komunitas ketiga, yaitu dari Kabupaten Bungo yang berfokus dalam ekowisata, salah satunya ialah hasil kopi dan ekowisata daerah yang belum terurus dengan baik.

BACA JUGA:Jelang Kunjungan Jokowi, Polisi Amankan Empat Pelaku PETI di Tebo

BACA JUGA:Akibat Perkelahian Sesama Pekerja PETI di Tebo, Jari Tangan Mushar Putus

Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf menyampaikan bahwa dari diskusi ini diperolah titik masalah dari ketiga pembahasan tiap-tiap komunitas daerah.

Masalah pertama untuk bidang ekowisata laporan Kabupaten Bungo bahwa mulai ada Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) yang akhirnya mengganggu keindahan dan merusak sungai.

"Ini menjadi ancaman terkait ekowisata yang dibangun di sana, jika terus dibiarkan bisa mengakibatkan pariwisata tidak berhasil berjalan dan akhirnya gagal," katanya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan