PETI Jadi Ancaman Ekowisata, Mengganggu Keindahan dan Merusak Sungai.
Senior Advisor KKI Warsi, Rudi Syaf --
Masalah kedua di bidang pengrajinan hasil hutan bukan kayu, yaitu disampaikan oleh komunitas Kabupaten Sarolangun.
BACA JUGA:Lima Orang Pelaku PETI di Sungai Manau Diciduk Polisi
BACA JUGA:Ramai-ramai Teken Petisi Pertanyakan Soal Kelulusan PPPK
Permasahan ini ada pada market penjualan, mereka merasa bahwa target pasar terbatas jumlahnya dan memerlukan pelatihan terkait pemasaran agar bisa meningkatkan angka penjualan.
Masalah ketiga ialah terkait pertanian dan perkebunan sebagai pelaporan dari komunitas Kabupaten Batanghari yang dirasa dari tim Warsi merupakan permasalahan klasik.
Hal ini disebabkan dari Sumber Daya Manusia (SDM) yang masih memiliki banyak keterbatasan. Masih adanya keterbatasan modal, misalnya modal pengendalian hama penyakit dan modal budidaya pupuk.
Rudi Syaf menyampaikan solusi yang didapatkan dari hasil diskusi bersama dengan stakeholder terkait, yaitu berasal dari Instansi Pemerintahan dan Pihak Bisnis.
BACA JUGA:PETI Tetap Beroperasi, Warga Pelepat Bungo Lapor ke Polda Jambi
BACA JUGA:Akibat Perkelahian Sesama Pekerja PETI di Tebo, Jari Tangan Mushar Putus
"Untuk permasalahan dibantu oleh stakeholder. Misalnya tadi ternyata Dekranasda Provinsi dan Kabupaten itu ternyata punya pasar yang bisa membantu komunitas, saya rasa cukup berhasil kita pertemukan. Untuk masalah pertanian, Dinas Kehutanan kabupaten dan provinsi juga menyampaikan bahwa ada dukungan untuk pupuk, itu ada program Dumisake yang langsung ke produk seperti penyediaan alat untuk kopi misalnya. Itu contoh solusi yang ditemukan," ungkapnya.
Terkait permasalahan ekowisata, Ia pun menyampaikan bahwa laporan ini baru diterima dan solusi untuk ini masih diharapkan kepada masyarakat sekitar untuk tidak tergoda dalam kegiatan yang dapat merusak alam.
"Itu yang cukup mengejutkan, sebab menurut saya itu baru. Kita tadi menyaksikan video yang baru diambil sebulan yang lalu, airnya masih jernih terlihat artinya belum ada PETI di sungai itu. Kami (Warsi) mendorong terus dengan masyarakat terkait kegiatan seperti ini harapannya mereka tidak tergoda untuk menjadi pelaku. Umumnya masalahnya kan di ekonomi, bisa karena harga karet rendah. Kita mendorong ini, contoh dengan ekowisata," jelasnya.
BACA JUGA:Apresiasi Tertinggi Komitmen Pengelolaan Lingkungan Berkelanjutan
BACA JUGA:2024, 45 Kegiatan Jalan Lingkungan Akan Dibangun di 11 Kecamatan
Solusi lainnya disampaikan pula oleh stakeholder undangan, salah satunya Dinas Perkebunan Provinsi Jambi yang menanggapi terkait diskusi lahan karet yang disampaikan oleh komunitas undangan Kabupaten Batanghari.