Go Internasional, Filiphina Ajak Kemenag Sinergi Pengembangan Madrasah
Pembahasan kerja sama Pendidikan Madrasah antara Kemenag dan Filipina--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kualitas pendidikan madrasah semakin diakui secara global, terbukti dari langkah inisiatif Kementerian Pendidikan Dasar, Tinggi, dan Teknis (MBHTE) Otonomi Muslim Bangsamoro (BARMM) di Filipina yang berupaya menjalin kerja sama dengan Kementerian Agama Indonesia dalam pengembangan madrasah.
Pertemuan untuk merancang sinergi ini telah berlangsung antara Tim Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama Indonesia dan Department of Education Filipina di Manila.
Fokus utama dari kerja sama ini adalah untuk meningkatkan sistem pendidikan madrasah yang berkualitas, terutama di wilayah Mindanao.
Delegasi Indonesia yang dipimpin oleh Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Rohmat Mulyana Sapdi, turut hadir dalam pertemuan tersebut.
Mereka didampingi oleh Konsultan Pathways Bahrul Hayat dan perwakilan dari Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, termasuk Papay Supriatna dan Abdul Basit, serta perwakilan INOVASI DFAT Jakarta, Abdul Munir.
Rohmat Mulyana Sapdi menjelaskan bahwa kerja sama ini merupakan kelanjutan dari serangkaian pertemuan sebelumnya, termasuk kunjungan delegasi Filipina ke Jakarta beberapa waktu lalu.
BARMM, sebagai wilayah otonomi khusus di Filipina, berkomitmen untuk meningkatkan standar pendidikan Islam yang sejajar dengan lembaga pendidikan lain di negara tersebut.
BARMM telah mengesahkan undang-undang pendidikan yang memberikan perlakuan setara bagi lembaga pendidikan Islam, seperti madrasah negeri, madrasah swasta, dan perguruan tinggi Islam.
"Kerja sama ini bertujuan untuk membantu BARMM dalam meningkatkan kualitas sistem pendidikan Islam mereka," ujar Rohmat Mulyana Sapdi dalam pertemuan finalisasi konsep kerja sama di Manila.
Direktur Direktorat Jenderal Pendidikan Muslim dan Madrasah Ekonomi (DGME) MBHTE, Syekh Abdulgafur Abdulhamid, menyambut baik kedatangan delegasi dari Kementerian Agama Indonesia.
Dia menyampaikan harapannya agar nota kesepahaman (MoU) antara kedua belah pihak dapat segera terwujud.
"Kami telah melakukan persiapan matang untuk kerja sama ini dengan Kementerian Agama RI. Rencana ini juga mendapat dukungan dari Pathways Australia. Saat ini, MoU sedang dalam tahap finalisasi dan diharapkan segera diselesaikan setelah proses legal antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Filipina," ujar Syekh Abdulgafur Abdulhamid.
Pada kesempatan tersebut, delegasi Ditjen Pendidikan Islam juga berbagi pengalaman mengenai sistem pendidikan madrasah di Indonesia.
"Madrasah di Indonesia diharapkan dapat menjadi model yang inspiratif bagi pendirian 'madaris' di Filipina," tambah Dr. Moya Collect, Deputi Kepala Misi DFAT Manila.
Inisiatif ini merupakan langkah signifikan bagi Kementerian Agama Indonesia dalam mewujudkan visi sebagai institusi pendidikan Islam yang berdaya saing global.
Dengan berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam pengembangan pendidikan madrasah, Kementerian Agama RI dan MBHTE diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam membentuk generasi Muslim yang berkualitas dan kompetitif secara global. (*)