SAH Tegaskan Komitmen Prabowo Untuk Jihad Melawan Kemiskinan
Anggota DPR RI Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM ikut berbagi kepada petugas kebersihan di kediamannya di kawasan Telanaipura, Kota Jambi.--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO- Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Jambi yang juga Anggota DPR RI Dr. Ir. H. A.R. Sutan Adil Hendra, MM menegaskan Presiden terpilih H. Prabowo Subianto sangat berkomitmen untuk jihad melawan kemiskinan di masyarakat.
Anggota Fraksi Partai Gerindra DPR RI ini menyatakan jumlah penduduk miskin secara nasional, Per Maret 2024, tingkat kemiskinan melanjutkan tren menurun menjadi 9,03 persen dari 9,36 persen pada Maret 2023.
“Penduduk miskin pada Maret 2024 turun 0,68 juta orang dari Maret 2023 sehingga jumlah penduduk miskin menjadi sebesar 25,22 juta orang," katanya.
BACA JUGA:Gelar Reses, SAH Tegaskan Akan Selalu Berjuang Untuk Kesejahteraan Masyarakat Jambi
BACA JUGA:Pesan SAH Sang Ketua HKTI, Agar Bersiap Antisipasi Karhutla di Musim Kemarau
Sehingga menurut bapak beasiswa Jambi ini, berdasarkan data BPS 2024, angka kemiskinan masih sangat besar. Rasanya kita harus jihad melawan kemiskinan, fardu ain hukumnya, kita harus lawan kemiskinan," ujar SAH.
Untuk itu SAH menyatakan, dirinya bersama Partai Gerindra berkomitmen menurunkan kemiskinan baik secara nasional dan Provinsi Jambi khususnya.
"Di antara yang miskin tadi adalah perempuan menjadi korban terebanyak kemiskinan. Kita di Gerindra akan melakukan, menciptakan, wirausahawan perempuan di Jambi," jelasnya.
BACA JUGA:SAH Bawa Komisi IX DPR RI Kunjungi Kampung Ibu Prabowo di Minahasa Utara
BACA JUGA:SAH Dinilai Pengamat Layak Masuk Nominasi Kepala BKKBN RI
Dalam memujudkan hal ini SAH yang merupakan Doktor Ekonomi ini mengatakan pentingnya data dalam upaya pemberantasan kemiskinan.
Sehingga tekad dan semangat memberantas kemiskinan bisa menggunakan pendekatan yang kongret.
"Bicara kemiskinan kita butuh data Makro ekonomi yang dipakai untuk pegangan perencanaan pembangunan nasional termasuk daerah. Karena akan sulit memahami bagaiamana merencanakan sesuatu tanpa ekonomi makro dan data statistik," katanya.
Menurutnya yang harus dipikirkan saat ini adalah bagaimana menciptakan lapangan kerja yang bisa diakses oleh semua warga.