KUALATUNGKAL, JAMBIEKSPRES.CO-Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Zulfikri, melaporkan bahwa dari Januari hingga Juli 2024, terjadi tujuh kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di wilayahnya.
Zulfikri menyebutkan, empat kejadian terjadi di Kecamatan Muara Papalik, sementara tiga kejadian lainnya di Kecamatan Betara.
“Dari Januari hingga Juli, ada empat kejadian karhutla di Muara Papalik dan tiga di Betara,” ungkapnya.
BACA JUGA:BPBD Muaro Jambi Ajukan Bantuan 5 Helikopter Waterbombing untuk Tangani Karhutla
BACA JUGA:Sasar Lokasi Karhutla Pakai Motor, 2 Petani Diamankan Satgas
Dari total tujuh kejadian tersebut, sekitar enam hektare lahan terdampak kebakaran. Untungnya, kebakaran ini berhasil dipadamkan oleh petugas di lapangan.
Zulfikri menjelaskan bahwa kebakaran umumnya terjadi pada lahan milik masyarakat, kebun sawit, dan semak belukar selama musim kemarau.
“Kami tetap siaga dan siap menghadapi setiap kejadian karhutla yang terjadi di wilayah Tanjung Jabung Barat,” tegasnya.
BACA JUGA:Satgas Karhutla Jambi Serukan Perusahaan untuk Proaktif dalam Pencegahan Kebakaran
BACA JUGA:Romi Larang Camat Tinggalkan Tempat dalam Mengatasi Karhutla
Ia juga menambahkan bahwa berdasarkan pantauan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), terdapat 198 titik hotspot di wilayah tersebut.
Namun, Zulfikri menegaskan bahwa titik hotspot tersebut tidak seluruhnya berkaitan dengan karhutla.
“Titik hotspot yang terpantau bukan semuanya merupakan titik api karhutla, melainkan sebagian besar bersumber dari sumur minyak gas milik PetroChina dan Jadestone,” jelas Zulfikri.
BACA JUGA:Bertambah Jadi 10 Daerah Rawan Karhutla, Perusahaan Harus Berkontribusi
BACA JUGA:Pemkab Sarolangun Tetapkan Status Siaga Darurat Karhutla