MUARATEBO, JAMBIEKSPRES.CO-Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tebo, Ahmad Roni, mengungkapkan bahwa hingga awal Agustus 2024, terdapat 58 titik panas atau hotspot yang terdeteksi di wilayah Kabupaten Tebo.
Angka ini mencatatkan puncak hotspot tertinggi tahun ini, dengan bulan Juli menjadi periode yang paling kritis.
“Dari data yang kami kumpulkan, bulan Juli mencatatkan jumlah hotspot terbanyak, mencapai 32 titik. Sementara, pada bulan Juni kami mencatat 2 hotspot, dan pada bulan Mei serta Maret masing-masing tercatat 1 hotspot,” jelas Ahmad Roni.
BACA JUGA:BPBD Muaro Jambi Ajukan Bantuan 5 Helikopter Waterbombing untuk Tangani Karhutla
BACA JUGA:Sasar Lokasi Karhutla Pakai Motor, 2 Petani Diamankan Satgas
Ia juga menambahkan bahwa pada bulan Agustus ini, telah teridentifikasi 1 hotspot.
Menurut Ahmad Roni, BPBD Kabupaten Tebo telah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk mengatasi dan memantau titik-titik panas yang muncul.
“Kami sudah melakukan berbagai upaya pencegahan, termasuk turun langsung ke lapangan untuk menangani situasi yang ada,” katanya.
Prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menunjukkan bahwa puncak musim kemarau diperkirakan terjadi pada bulan Juli dan Agustus.
BACA JUGA:BPBD Jambi Ajukan Dukungan Helikopter untuk Memperkuat Penanggulangan Karhutla
BACA JUGA:Satgas Karhutla Jambi Serukan Perusahaan untuk Proaktif dalam Pencegahan Kebakaran
Hal ini berpotensi memperburuk kondisi hotspot di wilayah tersebut.
“Kami terus memantau perkembangan situasi dan melakukan langkah-langkah antisipasi untuk mengurangi risiko kebakaran hutan dan lahan,” tambah Roni.
Hotspot yang terdeteksi tersebar di 7 dari total 12 kecamatan di Kabupaten Tebo. Kecamatan-kecamatan tersebut antara lain VII Koto, Sumay, Muara Tabir, VII Koto Ilir, Serai Serumpun, Tebo Tengah, dan Tebo Ilir.
Dari jumlah hotspot yang terdeteksi, Kecamatan Sumay mencatatkan angka tertinggi dengan 32 titik pada bulan Juli.