Meski ada informasi tarik-menarik di DPP, peluang Budi sangat terbuka mengingat dirinya adalah Ketua DPD II Golkar Kota Jambi.
Jika Bud-Eko gagal, maka dipastikan akan ada head to head di Pilwako Jambi.
Lantas bagaimana kans kandidat dalam pertarungan Pilwako Jambi 2024? Pengamat politik Jafar Ahmad melihat bahwa pertarungan tiga kandidat di Pilwako Jambi kali ini akan sangat ketat.
Semua memiliki peluang karena wilayah Kota Jambi yang tidak terlalu besar, memungkinkan konsolidasi lebih mudah dilakukan para kandidat.
BACA JUGA:Pemuda dan Milenial Siap Menangkan HAR di Pilwako 2024
BACA JUGA:Maulana Gadeng Diza Aljosha Maju Sebagai Pasangannya pada Pilwako Jambi 2024
“Petarungannya ketat dan dinamis sekali. Misalanya para tokoh yang tidak terlibat dengan satu calon, maka dia akan masuk ke calon lain. Karena pertarungannya dinamis, maka orang-orangnya juga akan dinamis,” katanya.
Karena pertarungan yang dinamis itu, kata Jafar, dinamika perubahan dukungan juga bisa jadi lebih cepat antar kandidat.
Sehingga sangat penting bagi masing-masing kandidat untuk menjaga dukungan agar tetap konsisten sampai pemungutan suara.
“Tapi siapa yang unggul sebenarnya bisa dilihat dari survei yang benar-benar real menggambarkan kondisi lapangan. Kalua saya sendiri tidak punya survei terbaru, terakhir itu pernah dua tahun lalu, tapi itu sudah tidak relevan dengan kondisi sekarang,” katanya.
Terlepas dari itu, kata Jafar, yang lebih diuntungkan dalam kodisi ini adalah mereka yang punya relasi mengakar dan terbangun sejak lama.
Itupun bisa mamfaatkan apabila selama ini para kandidat ini mengelola dengan baik relasi tersebut.
BACA JUGA: Haris Diingatkan Berhati-hati Tentukan Dukungan di Pilwako Jambi
BACA JUGA:Komunitas Tionghoa Dukung HAR di Pilwako Jambi
“Dan sebaliknya, itukan menjadi kontra produktif apabila punya relasi tapi tidak dikelola. Ini bisa menjadi jejaring orang lain dan mereka akan lebih mudah beralih,” sebutnya.
Bagaimana dengan pengaruh tokoh dibalik ketiga kandidat yang berlaga. Misalnya ada Sy Fasha di kubu HAR-Guntur dan Hazrin Nurdin di gerbong Maulana-Diza Aljosha.