JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Menurut Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbudristek, pendekatan edukasi berbasis gim (edugames) memiliki potensi besar dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana di kalangan siswa.
Maria Veronica Irene, Kepala Puspresnas Kemendikbudristek, menjelaskan bahwa perubahan sikap yang mendalam sering kali berasal dari internalisasi melalui aktivitas yang dilakukan secara berulang.
Edugames, dengan cara ini, dapat menjadi sarana yang efektif untuk menanamkan pengetahuan dan perilaku mengenai kesiapsiagaan bencana kepada siswa.
BACA JUGA:Sinergi Pendidikan, KGS dan UNPAR Sepakati MoU untuk Maksimalkan Potensi Lokal
BACA JUGA:Pemkab Tebo Resmikan Pusat Pendidikan bagi Warga Binaan di Lapas Muara Tebo
“Ketika siswa secara konsisten terlibat dengan edugames, mereka dapat membentuk pemahaman dan sikap yang lebih baik terhadap isu-isu seperti perubahan iklim dan kesiapsiagaan bencana. Misalnya, setelah satu tahun bermain gim ini, siswa diharapkan akan lebih sadar dan enggan membuang sampah sembarangan,” ungkap Maria pada acara GenerAksi Journey Exhibition di Jakarta.
Pemerintah juga menunjukkan dukungannya terhadap industri gim melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2024, yang bertujuan untuk mempercepat pengembangan industri gim nasional.
Kebijakan ini mencakup dukungan untuk edugames yang mematuhi standar pemerintah, termasuk rating usia, keamanan, dan kualitas materi.
BACA JUGA:Mengapa Siswa Senang, Guru Tenang dan Orangtua Bahagia Adalah Prioritas Dalam Pendidikan?
BACA JUGA:Dunia Pendidikan Kota Jambi Bergelimang Prestasi
Maria melihat peluang besar untuk kolaborasi antara pengembang gim, pendidik, dan akademisi untuk mengubah edugames yang saat ini masih berbasis alat bantu fisik, seperti kartu dan papan, menjadi format daring yang lebih komprehensif.
Ini diharapkan akan mengurangi biaya, memperluas aksesibilitas, dan memperbesar dampak dari materi pembelajaran.
“Edukasi melalui gim daring dapat memberikan solusi yang lebih hemat biaya dan jangkauan yang lebih luas dibandingkan metode tradisional. Dengan metode ini, proses belajar mengajar akan menjadi lebih menarik dan interaktif, memotivasi siswa untuk lebih terlibat,” tambah Maria.
Harapan utama Maria adalah agar para pengajar mau mengeksplorasi dan mengadopsi metode pengajaran yang lebih modern.
BACA JUGA:Bantuan Dumisake Pendidikan SMA/SMK/SLB Mulai Disalurkan Diserahkan ke 533 Siswa