"Kalau harga kopi terus naik dikhawatirkan mutu malah jadi turun karena diolah baik atau kurang baik tetap untung, sehingga yang kami lakukan selalu mengingatkan berapa pun harganya, SOP pengolahan tetap dilakukan," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto.
Pemanenan kopi sesuai standar tetap harus dilakukan, misalnya, petik merah wajib dilakukan petani.
Kalau harga Rp70.000 per kilogram itu yang petik merah, namun ada yang menawar yang masih hijau dengan Rp60.000 per kilogram. Petani diingatkan tidak tergoda dengan tawaran seperti itu karena akan menurunkan mutu.
"Kalau mutu sudah turun, nanti pasar akan 'omong' kopi Temanggung jelek. Padahal, membangkitkan kembali citra itu paling susah sehingga kami sekarang juga kampanye untuk urusan meningkatkan produksi agak dikurangi, tetapi lebih banyak mempertahankan mutu karena harganya seperti ini," katanya.
Oleh karena itu, dalam pemrosesan, pihaknya melakukan pendekatan ke beberapa tokoh kopi, agar mereka selalu mengingatkan kepada para petani selalu menjaga SOP, mulai dari menjemur, mengupas, sampai panen harus pada fase petik merah.
Penjabat Bupati Temanggung Hary Agung Prabowo menyampaikan kepada petani, meskipun harga kopi cukup tinggi, hendaknya tetap menjaga kualitas dengan memetik kopi merah. Dengan melakukan petik merah berarti ikut menjaga kualitas kopi Temanggung.
Ketika harga kopi sedang tinggi seperti saat ini, jangan terjerumus euforia, tetapi harus tetap menomorsatukan mutu kopi.
Kualitas kopi Temanggung yang sudah diakui oleh banyak kalangan, harus tetap dijaga. "Jangan sampai dengan harga yang tinggi ini justru menjatuhkan para petani kopi di masa mendatang," ujarnya mengingatkan.
Kopi robusta di Kabupaten Temanggung ditanam di dataran rendah, seperti di Kecamatan Kaloran, Jumo, Candiroto, Pringsurat, dan Wonoboyo.
Panen raya kopi tahun ini menjadi keberuntungan bagi petani kopi di wilayah Kecamatan Gemawang dan penghasil kopi lainnya di Temanggung. Selain harganya yang tinggi, hasil panen juga meningkat 30 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Harus Menjaga Mutu
Musiran, petani kopi di Desa Gemawang, Kecamatan Gemawang, menuturkan, petani kopi terutama kopi robusta di wilayahnya mendapatkan untung berlipat dengan kenaikan harga pada panen kali ini.
Selain harga jual yang tinggi, panen kopi tahun ini diperkirakan naik 30 persen dibandingkan pada tahun sebelumnya.
Harga jual kopi ditentukan oleh kualitas kopi itu sendiri. Jika kopi petik campur atau sering disebut dengan kopi kualitas asalan, harga jual tentu lebih rendah dibanding dengan kopi petik merah.
Meningkatnya kualitas kopi memang tidak hanya tergantung dari proses pascapanen, namun juga sangat tergantung dari perawatan dan pemilihan benih kopi yang teliti. Alhasil, selain kualitas baik, juga akan meningkatkan kuantitas saat panen.
Selama ini petani kopi robusta di wilayahnya sudah mulai memperhatikan budi daya. Dengan pemilihan benih yang bagus maka berimbas pada kualitas dan kuantitas kopi.