Tarif persewaan kendaraan bermotor di tempat ini terbilang ramah di kantong atau tidak jauh berbeda dengan daerah lain, seperti mobil untuk 24 jam dibanderol Rp200 ribu, belum BBM. Cukup isi Rp200 ribu sudah bisa jelajah Tanjungpinang dan Bintang selama 48 jam.
Tarif sewa sepeda motor juga relatif terjangkau yakni Rp100 ribu. Traveler yang ingin membawa kendaraan sendiri, juga bisa membawa motor atau mobil sampai ke Tanjungpinang dan Bintang,
Para pengunjung atau wisatawan tidak usah bingung dalam pemenuhan makan, karena banyak restoran atau kedai kopi di Tanjungpinang meski tak sebanyak di Kota Batam. Jenis hidangannya pun beragam, ada khusus makanan laut maupun makanan Nusantara.
Bagi pengunjung yang akan bermalam di Kota berjuluk Kota Gurindam bisa mengakses lewat aplikasi di telepon seluler yang menyediakan layanan pemesanan hotel. Banyak rekomendasi penginapan yang tarifnya per hari Rp300 ribu bisa diisi 3 orang.
Kota Gurindam juga menampakkan pesonanya waktu senja hari. Di Tanjungpinang bisa menjelajahi Jembatan I Dompa yang menghubungkan Kota Tanjungpinang dengan Pulau Dompa yang menjadi kantor pusat pemerintahan Ibu Kota Provinsi Kepulauan Riau.
Jembatan sepanjang 1,5 kilometer itu dibangun oleh Pemerintah Provinsi Kepri pada 2007 dan selesai tahun 2015. Untuk membangun jembatan tersebut menelan anggaran mencapai ratusan miliar rupiah.
Jembatan dengan arsitektur Melayu ini menyimpan pesona di sore hari. Langit keemasan kala matahari menjelang terbenam, masyarakat muda-mudi Tanjungpinang memanfaatkan Jembatan I Dompa untuk berolahraga. Selain udaranya masih bersih, angin laut yang meniupkan aroma alam tropis, serta lalu lintas yang tak begitu padat, sehingga pengunjung bisa berolahraga dengan nyaman.
Di ujung jembatan di Pulau Dompa terdapat Masjid Nur Ilahi, yang menurut warganet menyerupai Bosporus Turki. Dari perkarangan masjid, dapat melihat pemandangan Jembatan I Dompa yang membentang menghubungkan dua wilayah tersebut, Keindahan alam terbentang luas.
Puas melihat matahari terbenam dari Jembatan I Dompa, malam pun kemudian merangkak turun. Selanjutnya, Tanjungpinang menawarkan sentra kuliner kaki lima yang ramai di malam hari, yakni Akau Potong Lembu.
Akau Potong Lembu merupakan pusat kuliner, jajanan dan tempat makan terbuka yang terletak di pusat Kota Tanjungpinang. Berada di area terbuka yang luas, seperti lapangan tenis. Dulu akau di Jalan Pos Tanungpinang, namun sejak 1990-an pindah ke lokasi baru di Jalan Potong Lembu, sehingga namanya berganti dengan Akau Potong Lembu.
Tahun 2023, Pemprov Kepri merevitalisasi Akau Potong Lembu menjadi lebih cantik, dan menambah beberapa fasilitas seperti toilet yang tadinya dua, kini menjadi empat, dan toilet laki-laki dan perempuan terpisah.
Beragam jenis makanan dan minuman, dengan beragam penyajian dijual di Akau Potong Lembu yang hanya buka malam hari, mulai dari sate, nasi goreng, kebab dan lainnya. Minuman juga beragam dari kopi itam, teh tarik, aneka just, es, hingga es tebu juga ada. Harganya mulai dari Rp15 ribu.
Gubernur Kepri Ansar Ahmad menyebut penataan Akau Potong Lembu bertujuan untuk menjadikan lokasi tersebut sebagai salah satu destinasi wisata kuliner unggulan di Kota Tanjungpinang.
Ada satu kuliner khas Melayu yang dijajakan di tempat ini dan wajib dicoba, yakni Lendot. Makanan yang terbuat dari tepung sagu, yang diencerkan seperti lendir, dicampur dengan makanan laut, seperti sotong, udang, kerang laut, dan sayuran seperti kakung atau daun pakis. Menyeruput Lendot dengan rasa gurih namun sedikit pedas dapat menjadi pembuka makan, pembangkit selera.
Menjelajahi Tanjungpinang, rasanya kurang lengkap bila tidak mengunjungi Kabupaten Bintan, yang bisa ditempuh lewat jalur darat, tak lebih dari 1 jam berkendaraan.
Jalanan menuju Bintan tidak terlalu ramai, tapi tetap harus mematuhi rambu-rambu lalu lintas. Selain dikenal dengan resortnya yang mewah, juga pantainya yang tak kalah memesona.