JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan bahwa pendidikan seni dan budaya memainkan peranan yang sangat penting dalam menginternalisasi dan memperkuat nilai-nilai Pancasila di kalangan masyarakat Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid, dalam sebuah acara di Bandung.
Hilmar Farid mengungkapkan bahwa pendidikan seni dan budaya memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan kepribadian bangsa Indonesia. Menurutnya, seni dan budaya merupakan medium yang sangat efektif untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Dorong Perguruan Tinggi Perluas Kerja Sama Internasional
BACA JUGA:Kemendikbudristek Jadikan Digitalisasi Solusi Genjot Mutu Kampus
"Pancasila dan pendidikan seni budaya sangat esensial dalam konteks ini karena Pancasila berbicara tentang nilai-nilai, dan bahasa seni serta budaya adalah alat yang sangat efektif untuk menyebarluaskan nilai-nilai tersebut di masyarakat," jelas Hilmar dalam keterangannya.
Hilmar menambahkan bahwa pendidikan seni dan budaya dapat berfungsi sebagai jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan nilai-nilai Pancasila.
Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya menanamkan pendidikan seni dan budaya sejak usia dini agar generasi muda Indonesia memiliki pemahaman yang mendalam tentang identitas nasional.
"Pancasila juga merupakan hasil dari kebudayaan Indonesia. Pendidikan seni dan budaya tidak hanya sebagai sumber, tetapi juga sebagai alat untuk memperkuat masyarakat melalui penerapan nilai-nilai Pancasila itu sendiri," ungkap Hilmar.
Hilmar Farid juga menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dilakukan oleh Kemendikbudristek adalah memperkenalkan metode belajar yang berbasis seni dan budaya.
BACA JUGA:Kemendikbudristek Gelar Aksi Nyata untuk Pemulihan Pembelajaran
BACA JUGA:Kemendikbudristek Ciptakan Lingkungan Pendidikan Aman Melalui PPKSP
Metode ini bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam berbagai mata pelajaran di sekolah.
Dengan cara ini, siswa tidak hanya mempelajari nilai-nilai Pancasila secara teori, tetapi juga mengalami langsung melalui interaksi dengan berbagai bentuk seni dan budaya.
"Kita harus mencari cara yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila. Belajar tidak harus selalu berfokus pada pendidikan Pancasila secara khusus. Nilai-nilai tersebut bisa tersebar melalui berbagai mata pelajaran dan kegiatan ekstrakurikuler di sekolah," kata Hilmar.
Selain itu, Hilmar juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak, termasuk guru, pelaku seni, dan komunitas budaya, untuk memastikan bahwa pendidikan seni dan budaya dapat berjalan secara maksimal dan berkontribusi pada pembentukan karakter bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
BACA JUGA:Kemendikbud Pastikan Modul Pendidikan Inklusif Wujudkan Pendidikan Setara
BACA JUGA:Kemendikbudristek Paparkan Rekomendasi Implementasi Lima Sehat GSS
Dengan pendekatan ini, Kemendikbudristek berharap dapat menciptakan generasi muda yang tidak hanya memahami Pancasila dari segi teori, tetapi juga menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari melalui pengalaman budaya yang kaya dan beragam. (*)