MUARASABAK, JAMBIEKSPRES.CO-Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) mengalami musim kemarau yang telah berlangsung selama sebulan terakhir.
Dampak dari kemarau ini membuat banyak warga kesulitan mendapatkan air, karena sumur-sumur mereka mengalami kekeringan.
Menurut laporan, kondisi ini telah berlangsung sejak satu minggu lalu.
Meskipun ada kalanya sumur-sumur warga terisi air, namun tidak bertahan lama karena hujan yang tidak kunjung turun.
BACA JUGA:Pemkab Tanjabtim Kekurangan 1.200 Guru, Terutama Jenjang SD
BACA JUGA:Kabut Asap Mulai Selimuti Tanjabtim, Kiriman dari Kabupaten Tetangga
Warga di Keramas Parit Culum I, Kecamatan Muara Sabak Barat, mengandalkan air sumur untuk aktivitas mandi sehari-hari.
Dengan kekeringan ini, mereka terpaksa menunggu hingga sumur kembali terisi air.
"Cuaca sekarang hanya sesekali hujan, dan hujannya pun hanya sebentar. Akibatnya, sumur tidak banyak terisi," keluh Idit, salah seorang warga setempat.
Idit berharap agar kemarau ini segera berakhir dan musim hujan dapat datang.
Jika kemarau terus berlanjut selama satu bulan lagi, maka warga akan menghadapi kesulitan yang lebih besar dalam mendapatkan air.
"Semoga hujan turun dalam beberapa hari ke depan, sehingga air sumur bisa terisi kembali. Tanpa air, kami sangat kesulitan," ujarnya.
Sementara itu, Muklis, seorang pemilik usaha depot air, juga merasakan dampak dari kemarau panjang ini.
Usaha depot air yang bergantung pada air sumur untuk bahan baku juga terganggu. Kekurangan air membuat produksi air isi ulang menjadi terhambat.
"Jika pasokan air dari sumur sedikit, maka air untuk isi ulang juga jadi sedikit. Jadi kemarau ini sangat mempengaruhi usaha kami," ungkap Muklis.