"Tidak pernah bermimpi, bahkan rasanya mustahil ada, tapi ini kenyataannya sekarang ada. Kami sangat bersyukur," ujar Andrias, warga tersebut.
Sebelum aja jalan lintas ini, masyarakat di sini harus berjam-jam menuju ke Kota Batulicin atau sekitarnya untuk membeli kebutuhan hidup dan lainnya.
Karena harus melalui jalan setapak di hutan dan naik gunung. sekitar 70 persen penduduk di sini dari Suku Dayak.
Dengan adanya jalan ini, warga sekitar sudah bisa memiliki kendaraan, bahkan bisa membawa hasil perkebunan mereka untuk dijual ke kota. Sebagian besar warga di sini bertani dan berkebun, selain itu ada pula yang mencari emas secara manual.
Permukiman Penduduk
Kembali ke perjalanan Banjarbaru-Tanbu, setelah melalui perjalanan sejauh hampir 105 kilometer di Jalan Gubernur H Sahbirin Noor, bertemu pertigaan, yakni, satu arah menuju ke Kota Batulicin dan satunya lagi ke arah Kabupaten Hulu Sungai Selatan atau tembus ke arah Jalan Loksado.
Jalan ke Kabupaten Hulu Sungai Selatan itu sudah lama ada untuk jalur cepat juga ke Kabupaten Tanah Bumbu dan Kotabaru, demikian juga sebaliknya.
Sepanjang perjalanan setelah pertigaan itu mulai banyak menemukan permukiman penduduk dan perkebunan kelapa sawit hingga diperkirakan sekitar 50 kilometer sampai di Kota Batulicin, Ibu Kota Kabupaten Tanah Bumbu.
Jalan alternatif yang dibangun Pemprov Kalsel untuk
Pegunungan Meratus
Jalan alternatif bebas hambatan Banjarbaru-Tanbu melintasi hutan Pegunungan Meratus yang ditetapkan sebagai Geopark Taman Bumi Nasional.
Jalan tersebut berada di lereng pegunungan, yang dianggap sebagai pasak bumi Pulau Borneo, juga diklaim sebagai salah satu paru-paru dunia.
Pegunungan Meratus--dalam ilmu geologi-- terbentuk dari susunan kerak samudera yang disebut ophiolite, yang terangkat ke permukaan sejak 200--150 juta tahun lalu.
Di sepanjang jalan ini, pelintas mendapatkan pemandangan hutan yang rimbun, pepohonan tinggi, kebun-kebun milik warga, aliran deras air riam dengan bebatuan, hingga gunung-gunung yang menjulang.
Rasa lelah sepanjang perjalanan langsung terbayar dengan keindahan alam itu, bahkan tim bisa singgah di beberapa objek wisata, di antaranya objek wisata Bukit Batu yang berada di pinggiran Waduk Riam Kanan. Objek wisata yang dikelola Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel ini mulai menjadi ikon pariwisata Kalsel.
Tim juga melalui objek wisata Alam Roh 18 yang memberikan pemandangan air mengalir di antara bebatuan, yang ramai pengunjung.