Ada juga pengunjung lain, yakni Adrian Amurwonegoro asal Surakarta, yang juga menginjakkan kakinya untuk pertama kali di titik nol wilayah darat paling barat Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Di titik ikonik itu pun menjadi ajang bertemu bangsa Indonesia dari sejumlah daerah di tanah air yang bersua dalam satu kesempatan dan satu tujuan mulai dari wilayah Sumatera, Sulawesi, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, hingga Papua.
Percakapan kecil dan sederhana memulai pertemuan para anak bangsa itu yang menjadi awal rasa saling mengenal.
Dari saling mengenal secara singkat itu beralih menjadi saling membantu satu sama lain untuk hal-hal kecil namun bermakna, misalnya, bergantian ketika ingin mengabadikan momen yang bisa dibilang langka tersebut.
Untuk menuju Sabang, ada pilihan penerbangan langsung dari Bandara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh menuju Bandara Maimun Saleh, Kota Sabang. Namun jadwal penerbangan tidak ada setiap hari, hanya ada pada hari tertentu.
Akses lain yang bisa ditempuh, wisatawan dapat menyeberang dari Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue, Banda Aceh menuju Pelabuhan Balohan di Kota Sabang, Pulau Weh.
Bagi wisatawan yang ingin menikmati perjalanan santai sembari menikmati suasana laut dan gugusan perbukitan dan pulau, dapat menggunakan kapal penyeberangan roro dengan tarif untuk penumpang pejalan kaki dewasa sebesar Rp35 ribu selama 2 jam pelayaran.
Wisatawan juga dapat menggunakan kapal cepat dengan tarif Rp100.000 per penumpang selama sekitar 45 menit pelayaran.
Setelah tiba di Pelabuhan Balohan, wisatawan dapat menyewa kendaraan roda empat atau roda dua dengan durasi perjalanan darat sekitar 1 jam dari pelabuhan menuju titik Kilometer Nol Sabang.
Sepanjang perjalanan yang berliku dan menanjak itu, mata wisatawan disuguhkan pemandangan laut, hutan bakau, dan perbukitan.
Tujuan Wisata
Suasana alam di kawasan Tugu Kilometer Nol Indonesia di Sabang itu memanjakan mata para pengunjung.
Selain hijau pemandangan hutan tropis dan hutan bakau di sekitar tebing karang, pengunjung juga dimanjakan dengan pemandangan birunya laut lepas Samudera Hindia yang berbatasan langsung dengan beberapa negara, di antaranya, Kepulauan Andaman dan Nikobar yang merupakan bagian dari India.
Kemudian, berbatasan dengan Thailand dan Malaysia yang menjadikan pulau ini memiliki posisi yang begitu unik dan strategis sebagai penanda ujung barat wilayah Indonesia.
Selain menikmati wisata sejarah di tugu tersebut, wisatawan juga bisa melakukan wisata bahari di sepanjang Pulau Weh di antaranya menyelam sambil mengamati ikan nemo.
Keberadaan daya tarik wisata Tugu Nol Kilometer itu pun menambah pemasukan ekonomi salah satunya kepada pelaku jasa transportasi pariwisata, Iswandi.