BMKG Minta Jurnalis Hati-Hati dalam Berita Informasi Iklim Sensitif

Selasa 08 Oct 2024 - 21:34 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

BANJARBARU, JAMBIEKSPRES.CO– Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan imbauan kepada jurnalis dan media massa agar lebih berhati-hati dalam mempublikasikan informasi mengenai perubahan iklim yang dapat menimbulkan kecemasan.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Pusat, Urip Haryokodi, menyatakan bahwa media tidak boleh sembarangan memberitakan isu seperti musim panas yang berkepanjangan atau badai besar tanpa konfirmasi yang tepat.

“Kita perlu menghindari penyebaran informasi yang dapat menimbulkan kekhawatiran yang berlebihan dan merugikan berbagai sektor usaha,” tegas Urip dalam kegiatan Sekolah Lapang Iklim Tematik di Banjarbaru, Kalimantan Selatan yang dikutip dari Antara.

BACA JUGA:Waspada Hujan Lebat dan Petir! BMKG Prakirakan Cuaca Ekstrem di Sejumlah Wilayah

BACA JUGA:Prakiraan Cuaca BMKG, Sebagian Besar Indonesia Berawan hingga Hujan pada Minggu

Urip menekankan pentingnya untuk melakukan konfirmasi dengan BMKG sebelum mempublikasikan berita yang berhubungan dengan cuaca dan iklim.

Dia mengingatkan bahwa informasi yang tidak akurat bisa menyesatkan masyarakat.

Lebih jauh, Urip menjelaskan bahwa media memiliki peran krusial dalam menyederhanakan bahasa ilmiah yang digunakan BMKG agar lebih mudah dipahami oleh masyarakat.

Selain itu, dia mendorong media untuk mengeksplorasi sisi positif dari perubahan iklim.

Misalnya, saat musim kemarau, ada potensi peningkatan hasil pertanian, dan saat musim hujan, cadangan air dapat melimpah yang mendukung pertumbuhan tanaman.

BACA JUGA:Cuaca Ekstrem, Nelayan di Perairan Tanjabtim Diimbau Waspada

BACA JUGA:Atur Aktivitas untuk Menghindari Heatstroke saat Cuaca Panas

“Perubahan iklim tidak selalu terkait dengan bencana. Di Indonesia, terutama di Kalimantan Selatan yang memiliki banyak lahan pertanian, kita bisa melihat sisi positif dari kondisi cuaca yang berubah,” tambahnya.

Urip berharap media bisa lebih proaktif dalam menyampaikan informasi yang berimbang agar masyarakat tidak hanya fokus pada berita bencana, tetapi juga pada peluang yang ada. (*)

Kategori :