Rumah-rumah peninggalan China ini juga masih dimanfaatkan sebagai tempat tinggal dan kafe-kafe atau tempat makan khusus warga Tionghoa.
‘’Oh, banyak juga peninggalan China di sini. Ini menandakan kerukukan masyarakat multi etnis di George Town ini,’’ sebutnya.
Kawasan China di George Town dikenali sebagai Kampung Cina atau Chinatown. Kawasan ini terletak di sekitar Lebuh Pantai, Lebuh Chulia, dan Lebuh Armenian.
‘’Banyak kafe-kafe, kuil dan rumah tradisional yang mencerminkan budaya Tionghoa, serta berbagai restoran yang menyajikan makanan Tionghoa,’’ jelasnya.
Tak hanya itu saja, menurutnya, Penang sangat banyak dikunjungi oleh turis-turis asal Indonesia. Bahkan, tambahnya, ado 10 flight/hari dari Indonesia.
‘’Kebanyakan berobat ke Penang. Saya tahu persis karena saban hari di bandara, menjemput tamu asal Indonesia,’’ ujarnya.
Sementara itu, Liza, tour guide yang mendampingi rombongan koran ini, mengatakan, fasilitas rumah sakit dan tekhnologi kesehatan di Penang memang lebih unggul dari beberapa kota di Asia Tenggara lainnya, sehingga menjadi salah satu jujukan utama warga Indonesia untuk berobat.
‘’Bahkan ada rumah sakit yang pelayanannya setaraf hotel bintang lima. Selain fasilitas yang lengkap, biayanya pun tidak terlalu mahal, masih berada di bawah Singapura, sehingga banyak warga Indonesia yang berobat ke sini,’’ jelasnya.
Sehari mengililingi Geore Town, banyak tempat yang bisa dicapai. Bahkan, bisa menyusuri sudut-sudut Kota bersejarah ini, hingga ke kawasan Batu Feringgi yang notabenenya kawasan pantai sampai ke kawasan Gurney yang kini menjadi salah satu kota Metropolis George Town selain Jalan Magazine yang berada persis di jantung Kota George Town. (*)