Mendikdasmen Tambah Guru BK untuk Perkuat Pendidikan Karakter Siswa

Rabu 30 Oct 2024 - 19:57 WIB
Reporter : Muhammad Akta
Editor : Muhammad Akta

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO-Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah guru bimbingan konseling (BK) di seluruh Indonesia. 

Langkah ini diambil sebagai bagian dari upaya memperkuat pendidikan karakter bagi peserta didik di sekolah dasar dan menengah.

Dalam pernyataannya, Mu'ti menjelaskan bahwa peningkatan jumlah guru BK merupakan respons terhadap kebutuhan mendesak untuk mendampingi siswa dalam menghadapi berbagai tantangan di era modern. 

"Kita perlu memperkuat peran guru BK, bukan hanya dalam mendisiplinkan perilaku, tetapi juga dalam mengembangkan bakat dan minat siswa sejak usia dini," ujarnya.

Pernyataan ini disampaikan setelah pertemuan antara Mu'ti dan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf di Kantor PBNU Pusat di Jakarta pada hari Rabu. Mu'ti menekankan bahwa guru BK akan memiliki peran yang lebih signifikan dalam pendidikan karakter, yang sejalan dengan visi misi pemerintahan Prabowo-Gibran.

Rencana ini mencakup pengangkatan guru BK yang baru pada tahun 2025, serta pelatihan untuk guru-guru yang sudah ada. "Kami berencana untuk melaksanakan pelatihan bagi guru bimbingan konseling dan guru kelas yang saat ini bertugas, agar mereka lebih siap dalam menjalankan fungsi mereka," tambah Mu'ti.

Mu'ti juga menyoroti bahwa peningkatan kapasitas guru BK sangat penting untuk menekan angka kekerasan dan perundungan yang sering terjadi di lingkungan sekolah. 

"Dengan adanya peningkatan peran guru BK, diharapkan kasus-kasus negatif seperti perundungan dapat diminimalisir, karena siswa akan mendapatkan perhatian dan dukungan yang lebih baik," jelasnya.

Untuk tahun 2024, Mendikdasmen mengungkapkan bahwa pihaknya masih akan menyediakan beberapa pelatihan untuk sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG). 

Pelatihan ini akan mencakup muatan materi yang berkaitan dengan pendidikan dan bimbingan konseling. Meski demikian, ia mengakui bahwa kuota untuk pelatihan tersebut belum dapat ditentukan secara pasti.

Mu'ti berharap, dengan peningkatan kapasitas guru BK serta guru kelas, pendekatan yang digunakan dalam bimbingan konseling dapat diperbaharui. 

"Kami ingin para guru tidak hanya berfungsi sebagai pengajar yang mentransfer ilmu, tetapi juga sebagai pendukung yang peka terhadap masalah-masalah yang dihadapi peserta didik," ujarnya.

Dengan langkah-langkah ini, diharapkan pendidikan di Indonesia dapat lebih holistik, tidak hanya fokus pada akademik tetapi juga pada pengembangan karakter dan kesejahteraan mental siswa. 

Pihaknya percaya bahwa peran aktif guru dalam bimbingan konseling akan menciptakan lingkungan belajar yang lebih aman dan mendukung. (*)

Kategori :