Beragam manfaat tanaman inilah yang menjadikannya sebuah win-win solution bagi sektor energi maupun pertanian.
Para petani di desa ini mendapat dukungan penuh dari PT PLN Energi Primer Indonesia dan pemerintah daerah yang membantu petani dengan menyediakan 100 bibit tanaman Indigofera dan 250 ekor domba.
"Kalau manfaat yang dirasakan pertama dari daun kita bisa untuk kasih makan ternak dari rantingnya juga kita bisa jual ke PLN untuk salah satu penunjang bahan biomassa pengganti batu bara," kata Aris.
Produksi biomassa ini dimanfaatkan oleh PLN untuk memenuhi kebutuhan implementasi teknologi pencampuran bahan bakar (cofiring) di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU), sebagai upaya mengurangi emisi karbon dan mempercepat transisi energi.
Indigofera membutuhkan waktu sekitar tiga tahun untuk mencapai kematangan penuh sebelum bisa ditebang untuk biomassa, sehingga petani memanfaatkan waktu tersebut dengan menanam jahe sebagai hasil tumpang sari jangka pendek.
Berbeda dengan cabai yang membutuhkan perawatan intensif, jahe dinilai lebih tahan terhadap kondisi cuaca dan bisa dipanen dalam waktu tujuh hingga delapan bulan.
Dengan sistem tumpang sari ini, Aris dan kelompok taninya bisa memperoleh pendapatan lebih cepat tanpa menunggu Indigofera sepenuhnya siap.
Para petani itu juga berharap pemerintah daerah dan perusahaan pemasok energi tersebut dapat menyiapkan alat produksi biomassa sehingga ranting indigofera bisa diolah langsung di desa, membuatnya lebih efisien dalam proses distribusi dan menjamin keberlanjutan rantai ekonomi lokal.
Petani di Bojongkapol berharap keberhasilan program ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain.
Desa Bojongkapol kini sedang mempersiapkan lebih dari 70 hektare lahan tambahan untuk pengembangan indigofera, setelah sebelumnya berhasil mengembangkan tanaman ini di lahan seluas 30 hektare.
Langkah ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan ekonomi desa secara berkelanjutan.
Wakil Menteri Pertanian Sudaryono yang meninjau lahan penanaman Indigofera di Desa Bojongkapol beberapa waktu lalu menyatakan apresiasinya atas kerja sama erat antara perusahaan dengan masyarakat untuk mengembangkan ekosistem biomassa berbasis ekonomi kerakyatan.
Pihaknya pun siap untuk bersinergi untuk memastikan keberhasilan program seperti memberikan pembinaan, menghadirkan penyuluh sehingga program betul-betul diterima oleh masyarakat.
"Kami dari Kementerian Pertanian siap bersinergi, siap mendorong, siap membantu, siap menempatkan orang. Apapun yang baik buat rakyat, kita siap jiwa raga kita untuk rakyat," kata Sudaryono.
Sudaryono juga mengapresiasi upaya PLN yang tidak hanya berkomitmen untuk mengurangi emisi karbon, tetapi juga membantu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.